Kendari (ANTARA) - Bencana tanah longsor terjadi di Kelurahan Liwuto, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (19/123), ancam permukiman warga yang berjumlah 56 jiwa tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Baubau, La Ode Muslimin Hibali dalam pernyataan tertulis yang diterima, Rabu mengatakan, peristiwa yang sama juga pernah terjadi tahun 2022 lalu. Tepatnya musim hujan seperti saat ini.
"Mencegah lebih meluasnya longsor dan mengancam penduduk, sejak tahun lalu BPBD Baubau sudah mengambil langkah dengan mengusulkan pembangunan talud bibir tebing melalui dana hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) di BNPB RI," katanya.
BPBD Kota Baubau mencatat lebar longsor kurang lebih 5 meter, panjang 100 meter, dan ketinggian 12 meter. Longsor ini mengancam 9 rumah, 12 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah warga seluruhnya 56 Jiwa.
Namun sayangnya aturan kini sudah berubah. Saat ini kata Muslimin dana hibah tidak diperbolehkan melakukan perbaikan apabila belum ada infrastruktur yang dicatat sebagai aset. Atau dengan kata lain tidak boleh membangun bangunan baru.
"Sehingga sampai saat ini belum dilakukan pengerjaan talud. Jika memungkinkan akan kita usulkan pekerjaannya melalui Dana Siap Pakai (DSP) di BNPB RI atau dana Biaya Tak Terduga (BTT) Kota Baubau," ujarnya.
Untuk langkah jangka pendek, kata Muslimin, harus dilakukan perhitungan kebutuhan biaya pengerjaan talud, dan mencegah longsor semakin meluas dilakukan evakuasi terhadap warga yang rumahnya sangat dekat dengan bibir longsor.