Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara memberikan dukungan terhadap pengembangan Pulau Labengki Kecil di Kabupaten Konawe Utara sebagai desa atau kawasan wisata unggulan.
"Keindahan lanskap kawasan dan bawah laut Labengki memiliki potensi luar biasa untuk mendorong sektor wisata Sulawesi Tenggara sehingga potensi ini harus didukung dengan fasilitas pendukung pariwisata yang memadai," kata Kepala BI Sultra Doni Septadijya di Kendari, Kamis.
Doni menyebut di tahun 2023, Bank Indonesia telah memberikan dukungan berupa infrastruktur penerangan jalan sejumlah enam titik lampu jalan panel surya dan enam paket alat selam. Bantuan alat selam tersebut telah diberikan pada pertengahan Maret 2023 lalu dan akan dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
"Kami juga telah meresmikan pembentukan Kimaboe Dive Center terinspirasi dari spesies kimaboe tridacna (Tiram) terbesar kedua di dunia yang hanya terdapat di Labengki. Penamaan ini membawa pesan pada pengunjung terkait pentingnya konservasi spesies tersebut dan kelestarian keragaman hayati Labengki," tutur Doni.
Lebih lanjut Doni mengatakan bersama Pemerintah Kabupaten Konawe Utara juga telah meresmikan Desa Labengki Kecil sebagai Desa Wisata Sulawesi Tenggara sekaligus penetapan sebagai Desa QRIS; Desa Cinta, Bangga da Paham (CBP) Rupiah dan Desa Hortikultura.
BI Sultra memberikan dukungan pengembangan wisata dengan mendorong digitalisasi pengelolaan kawasan wisata yakni menjadikan Desa Labengki Kecil sebagai kawasan wisata digital unggulan di Sulawesi Tenggara.
Terdapat dua upaya digitalisasi yang dilakukan, yakni pertama dengan mendigitalisasi transaksi keuangan di Desa Labengki Kecil dengan melalui QRIS pada 26 homestay yang terdapat di Desa Labengki Kecil.
"Tersedianya QRIS diharapkan dapat memudahkan proses transaksi bagi para pengunjung sekaligus memudahkan proses pencatatan pendapatan homestay milik warga," ucap Doni.
Sementara yang kedua, pihaknya meluncurkan Labengki Backpacker, platform digital yang memudahkan wisatawan untuk dapat berkomunikasi dengan pengelola homestay sekaligus memilih paket wisata yang diinginkan dengan mudah.
Menurut dia, Labengki Backpacker menjadi solusi akses layanan informasi satu pintu wisatawan yang sebelumnya sangat terbatas karena belum terintegrasi informasi wisata di Kawasan Labengki.
"Sebagai upaya peningkatan kualitas pariwisata, Bank Indonesia juga mendatangkan chef profesional untuk memberikan pelatihan pengolahan bahan pangan lokal di Pulau Labengki Kecil sehingga olahan kuliner Labengki Kecil dapat ditingkatkan," tambah Doni.
Ia menuturkan penetapan Desa Labengki Kecil sebagai Desa Wisata, Desa QRIS, Desa CBP dan Desa Hortikultura merupakan sinergi Bank Indonesia Sulawesi Tenggara bersama Dinas Pariwisata, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Konawe Utara, BKSDA Sultra dan Aliansi Perempuan dan Komunitas Teras.
Doni menambahkan, pengembangan wisata Desa Labengki Kecil oleh Bank Indonesia sudah cukup lama dilakukan sejak inisiasi Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) pada tahun 2019 dengan penataan kawasan dan bantuan pengecatan rumah warga.
"Lalu dilanjutkan dengan PSBI Kapal Wisata pada tahun 2021 untuk mendorong aksesibilitas," ujar Doni.
Menurut dia, upaya yang telah dilakukan melalui pemberian bantuan PSBI serta kesepakatan kerja sama berbagai pihak terkait bukti keseriusan para pihak untuk menjaga komitmen dalam pengembangan wilayah Labengki Kecil ke depannya dengan semangat membangun Indonesia dari desa.