Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara bakal membentuk tim pemetaan data kemiskinan ekstrem setiap desa di daerah itu.
Penjabat Bupati Muna Barat Bahri melalui keterangan resmi di Kendari, Rabu, mengatakan pembentukan tim itu untuk mengetahui wilayah setempat menjadi penyumbang kemiskinan.
“Rencana itu untuk mengetahui wilayah mana saja yang menyumbang kemiskinan di Mubar (Muna Barat),” katanya.
Dia menyampaikan pembentukan tim itu juga tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait dengan enam langkah prioritas kinerja pemerintah daerah.
“Dari enam langkah tersebut, yang menjadi catatan pemda adalah kemiskinan ekstrem dan angka pengangguran terbuka. Makanya kita diminta untuk membuat pemetaan data potensi miskin per desa dan kecamatan,” ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Muna Barat mencapai 13,86 persen atau kurang lebih 11.560 jiwa.
Bahri menjelaskan masuknya data tersebut secara gelondongan sehingga pemkab setempat kesulitan melakukan intervensi.
“Saya ingin mengetahui data 11.560 jiwa itu tersebar di mana saja. Kecamatan apa yang menyumbang kemiskinan kita di Mubar," katanya.
Ia mengatakan tim juga bertugas mengetahui indikator miskin.
“Misalnya di Kecamatan Barangka indikatornya apa, mungkin keadaan rumah, pendapatan atau sebagainya. Sehingga kita bisa intervensi, kita kan bingung sendiri ini, karena data 13.86 persen itu tidak tahu di mana saja orangnya, kemudian di kecamatan mana yang banyak menyumbang, lalu desa mana, kalau jelas maka kita bisa memulai kerja,” katanya.
Pihaknya juga telah meminta data kepada BPS terkait dengan lokasi sebaran kemiskinan ekstrem di Muna Barat.
Akkan tetapi, dari BPS juga tidak memiliki data tersebut karena Pemkab Muna Barat belum memiliki peta tingkat kemiskinan per kecamatan dan desa.
“Akhirnya yang terjadi selama ini kalau kita bicara kemiskinan hanya bicara tiga strategi saja. Strategi mengurangi beban pengeluaran, menaikkan pendapatan, dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan, tiga itu teorinya,” kata Bahri.