Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi meminta kepada seluruh kepala sekolah di daerah tersebut agar inovatif, dan mempunyai cara tersendiri dalam menjalani tugasnya ketika menangani atau membimbing siswa yang nakal.
"Karena banyak anak yang pintar, tapi rata-rata yang berhasil itu yang nakal dan tugas seorang pendidik untuk mengarahkan ke hal-hal yang positif," kata Gubernur Ali Mazi di Kendari, Sabtu.
Gubernur Sultra Ali Mazi menghadiri rapat koordinasi pelaksanaan program dan anggaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2023 dengan tema 'Make Change Make History'.
Rapat tersebut dirangkaikan dengan kegiatan assesment (penilaian) Kepala Sekolah SMAN, SMKN, dan SLBN se-Sulawesi Tenggara di salah satu hotel di Kendari.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Ali Mazi juga meminta kepada seluruh kepala sekolah tingkat SMA/SMK dan SLB peserta rapat untuk lebih berhati-hati dalam menindak siswa yang nakal.
“Kepala sekolah mesti lebih berhati-hati untuk menindak siswa yang nakal karena mereka ini kan banyak akal makanya mereka nakal dan hal ini tinggal diarahkan ke hal yang positif," ujar Ali Mazi.
Ali Mazi berharap agar kepala sekolah mempunyai inovatif dalam melakukan tugasnya sebagai pendidik karena merupakan tulang punggung pendidikan agar mencetak generasi bangsa yang berkualitas.
Selain itu, Gubernur meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat bisa memberikan penilaian setiap bulan untuk kepala sekolah yang menjalankan tugasnya dengan baik.
Gubernur juga menyarankan agar kepala sekolah ke depannya untuk melakukan studi banding sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
“Guru-guru kita mesti berkualitas baik. Kalau Jawa bisa, kita juga di Sulawesi Tenggara mesti bisa,” tandas Gubernur Ali Mazi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra Yusmin mengatakan bahwa kepala sekolah merupakan tulang punggung pendidikan di sekolah-sekolah sehingga ia meminta kepada kepala sekolah, Kantor Cabang Dinas (KCD), dan pengawas untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
“Tulang punggung pendidikan di Sulawesi Tenggara berada di kepala sekolah, KCD, dan pengawas. Kita di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sifatnya hanya manajerial,” kata Yusmin.
Meski begitu, ia mengaku bahwa pihaknya perlu melakukan penilaian kepada kepala sekolah, KCD dan pengawas agar ke depannya bisa lebih baik. Yusmin menuturkan bahwa tim penilaian tersebut akan dibentuk secara independen.
“Kepala sekolah, KCD dan pengawas tak perlu takut diganti selama menjalankan tugas dengan baik, karena mereka adalah tulang punggung dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah, dan tim assesment yang dibentuk ini independen," kata Yusmin.