Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara menyampaikan status peringatan dini waspada tsunami di wilayah provinsi tersebut kini dicabut dan diakhiri, usai adanya gempa magnitudo 7,9 yang terjadi di Maluku Tenggara Barat.
"Awalnya dikeluarkan peringatan dini tsunami, namun setelah dilakukan kajian bahwa patahan tersebut tidak membangkitkan tsunami, sehingga pernyataan ini diakhiri," kata Kepala BMKG Sultra Rudin di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa.
Rudin menyampaikan, BMKG lalu mengeluarkan peringatan bahwa gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami sehingga status yang sebelumnya dikeluarkan untuk waspada kini dicabut.
Baca juga: BMKG mengeluarkan peringatan potensi tsunami Maluku-Sultra
Sebelumnya terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,9 yang terjadi di Maluku Tenggara barat pada 10 Januari pukul 01.47 Wita.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika lalu mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan status siaga di wilayah Maluku-Tengah, Kepulauan Maluku Tenggara, dan Kota Ambon.
Sedangkan di wilayah di Sulawesi Tenggara yang diprediksi berpotensi terjadi tsunami dengan status waspada yakni Kota Kendari, Konawe bagian selatan, Wakatobi dan Kepulauan Watulumango di Konawe Selatan.
"Ini membuat panik masyarakat Kota Kendari apalagi Kabupaten Wakatobi yang lebih dekat lokasinya itu dari Maluku Tenggara Barat, namun setelah dilakukan kajian bahwa patahan tersebut tidak menimbulkan tsunami sehingga pernyataan ini diakhiri," ujar Rudin.
BMKG meminta seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara agar tetap tenang dan kembali beraktivitas seperti biasa. Selain itu, masyarakat juga diharapkan tidak mudah percaya pada isu dan berita bohong yang beredar.
Baca juga: BMKG secara resmi akhiri peringatan dini tsunami di Maluku