Mamuju (ANTARA) - Sebanyak empat unit rumah rusak akibat dihantam gelombang pasang air laut di wilayah Desa Tammerodo Kecamatan Sendana Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
"Untuk saat ini terdapat empat rumah warga yang kami sampaikan kepada pemerintah dalam kondisi rusak berat, akibat terjangan gelombang pasang," kata Hermadi salah seorang warga di Majene, Minggu.
Ia mengatakan, warga panik akibat gelombang pasang menghancurkan rumah mereka dan berlari ke jalan raya untuk menyelamatkan diri
Ia mengatakan, sebelum menghancurkan rumah warga gelombang pasang juga menghancurkan tanggul penahan ombak.
"Gelombang air laut dari Selat Makassar tampak menakutkan karena tinggi dan kencang, karena bersamaan dengan air laut pasang, gelombang datang disertai dengan kencang menghancurkan rumah warga," katanya.
Ia mengatakan, warga sempat berlarian ke jalan menyelamatkan diri meninggalkan rumahnya, dan saat ini mereka mengungsi ke rumah keluarganya.
"Warga berharap bantuan pemerintah karena saat ini sudah kehilangan tempat tinggal, selain kehilangan rumah warga juga kehilangan barang berharga mereka dibawa gelombang air laut pasang," katanya.
Sementara itu penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik tetap meminta warga dapat tetap waspada karena perairan Sulbar sedang dilanda cuaca ekstrim.
Ia juga meminta agar warga mewaspadai bencana banjir dan longsor yang bisa terjadi pada saat cuaca ekstrim.
"Pemerintah akan berupaya membantu masyarakat dalam kesulitan menghadapi bencana dan meminta agar badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Sulbar bergerak membantu masyarakat yang tertimpa bencana," katanya.
Petani garam
Air laut yang pasang dan hujan yang mengguyur dalam dua hari terakhir memicu sebagian dari 600 hektare tambak petani garam Jeneponto terendam.
"Dua hari terakhir terjadi hujan deras ditambah banjir rob dari laut, menyebabkan sebagian tambak petani garam menjadi terendam," kata salah seorang petani tambak garam, Daeng Rahim di Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Minggu.
Dia mengatakan, tambak garam yang berada di pesisir Jeneponto rata-rata pematangnya rata dengan air dan hanya satu dua saja yang masih terlihat kincirnya. Akibatnya, tambak garam yang sudah siap panen, gagal dilakukan karena banjir rob.
Hal senada dikemukakan, petani tambak garam lainnya di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Muh Jumain.
Menurut dia, produksi tambak garam pada Desember 2022 gagal karena hujan deras mengguyur beberapa hari. Disebutkan, dalam kondisi hujan dan cuaca ekstrem, biasanya tiga bulan tidak berproduksi maksimal.
Sebelumnya Bupati Jeneponto Ikhsan Iskandar mengatakan, potensi garam Jeneponto diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar nasional.
Pemerintah Kabupaten Jeneponto telah menyiapkan lahan seluas 500 hektar, selain lahan petani garam seluas 600 ha.
Untuk mewujudkan program tersebut, Ikhsan mengatakan, Pemda Jeneponto bekerjasama dengan BPPT dan Unhas dalam untuk melakukan pengolahan 3 hektar lahan garam sebagai percontohan.