Jakarta (ANTARA) - Pasien COVID-19 yang pulih kembali mengalami penambahan setelah 3.848 orang dilaporkan sembuh pada hari ini, lebih besar dibandingkan kasus baru sebanyak 1.225 orang, menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 diterima di Jakarta, Senin malam.
Dalam data tersebut juga memperlihatkan penambahan 31 orang yang meninggal dunia. Dengan penambahan itu maka sejak 2020 telah tercatat 6.700.015 kasus COVID-19 di Indonesia, di antaranya 6.502.605 orang telah pulih dan 160.255 orang meninggal dunia.
Kasus aktif atau pasien yang mengalami perawatan dan isolasi setelah terkonfirmasi COVID-19 kini mencapai 37.155 orang, atau berkurang 2.654 orang dibandingkan Ahad kemarin (11/12).
Terdapat pula 2.398 orang yang masuk dalam kategori suspek.
Kasus baru didapat setelah dilakukan pengujian 48.843 spesimen dari 34.641 orang pada hari ini di jejaring laboratorium seluruh Indonesia.
Tingkat positif atau positivity rate nasional untuk kategori spesimen harian mencapai 5,66 persen dan kategori orang harian 3,54 persen.
Provinsi yang melaporkan penambahan harian terbesar pada Senin (12/12) adalah DKI Jakarta dengan 438 kasus baru, Jawa Barat 290 kasus baru, Banten 118. kasus baru, Jawa Timur 89 kasus baru dan Jawa Tengah 72 kasus baru.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengingatkan masyarakat untuk terus memperkuat penerapan protokol kesehatan mencegah penularan COVID-19 subvarian Omicron BN.1.
"Penguatan protokol kesehatan perlu menjadi perhatian mengingat saat ini subvarian BN.1 telah terdeteksi di Indonesia," ujar Masdalina Paden dihubungi di Jakarta, Jumat lalu (9/12).
Peneliti BRIN itu juga menjelaskan bahwa penyebaran subvarian Omicron BN.1 perlu diantisipasi menjelang libur akhir tahun baru.*
Booster kedua
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta setiap anggota keluarga memastikan warga lanjut usia (lansia) dalam kondisi sehat sebelum mengakses vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua.
“Mohon pastikan dulu bahwa kondisi kesehatannya (lansia) memang bisa untuk menerima vaksin booster kedua ya,” kata Reisa dalam Siaran Sehat secara daring diikuti di Jakarta, Senin.
Reisa menuturkan bahwa sejak bulan November 2022, pemerintah secara resmi mulai memberikan vaksin COVID-19 booster kedua kepada lansia. Dengan kriteria target sasaran vaksinasi lansia berumur di atas 60 tahun dan sudah memiliki jeda interval selama enam bulan dari booster pertamanya.
Namun dalam perluasan cakupan booster kedua tersebut, pemerintah dihadapkan pada situasi dimana sejumlah lansia memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Tiga penyakit yang paling banyak diderita oleh lansia adalah jantung, stroke dan diabetes mellitus.
Dalam kasus komorbid, Reisa mengimbau keluarga membawa lansia untuk diperiksa oleh dokter spesialis atau dokter pribadi terkait terlebih dahulu supaya kondisi kesehatan lansia dapat dipastikan dalam kondisi yang prima dan siap menerima vaksin.
Hal tersebut bertujuan agar pemberian vaksinasi dapat berjalan sesuai harapan dan memberikan kenyamanan bagi lansia mengikuti vaksinasi COVID-19.
Setelah melakukan pemeriksaan, biasanya dokter yang bersangkutan akan memberikan surat rekomendasi. Bagi lansia dengan komorbid yang hasil pemeriksaannya terbukti terkontrol dan memiliki E-ticket di PeduliLindungi, dapat segera mendaftarkan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Kalau misalnya komorbidnya itu terkontrol dan juga tidak sedang kambuh, itu biasanya kita sebut sebagai kondisi penyakit penyerta yang terkendali,” ujarnya.
Reisa meminta setiap lansia dengan komorbid selalu membawa surat rekomendasi tersebut saat mendaftarkan diri, agar dapat dipastikan dalam kondisi yang baik. Sebab, booster kedua dapat melindungi lansia dari risiko pemburukan dan menurunkan risiko fatalitas.
Di sisi lain, bagi lansia yang belum melengkapi dosis vaksinasinya diimbau untuk segera melengkapi dengan booster pertamanya.
Ia mengatakan setiap dosis vaksin dapat diakses ketika yang bersangkutan sudah mendapatkan tiket dalam PeduliLindungi dari pemerintah.
Reisa berharap keluarga dapat memeriksakan E-ticket milik lansia dalam Aplikasi PeduliLindungi secara rutin agar dapat segera pergi ke fasilitas kesehatan.
“Mari ajak lansia pergi ke fasilitas kesehatan terdekat dan diajarkan pentingnya (manfaat dari) vaksinasi,” kata Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas: Pasien pulih dari COVID-19 bertambah 3.848 orang