Kendari (ANTARA) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meraih penghargaan sebagai Penyelenggara KKN terbaik kedua antar-Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se- Indonesia.
"Penetapan penghargaan ini diumumkan pada acara penutupan The 4th International Conference on University Community Engagement (ICON-UCE) di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jawa Barat, baru-baru ini, kata Rektor IAIN Kendari Faizah Binti Awad di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan penghargaan ini diberikan setelah IAIN Kendari mengikuti presentasi penyelenggaraan di hadapan dewan juri bersama lima PTKI lainnya yang terpilih sebagai nomine, menyisihkan sekitar 70 PTKI.
"Nominasi Penyelenggara KKN Terbaik antara lain UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulung Agung, dan UIN Raden Mas Said Surakarta," katanya.
KKN IAIN Kendari dipusatkan pada wilayah kepulauan dan pesisir dengan tujuan mengembangkan potensi daerah yang selama ini belum diolah dengan baik karena berbagai alasan di antaranya terbatasnya akses informasi dan mutu sumber daya manusia di wilayah tersebut.
Ia bersyukur atas pencapaian tim LPPM IAIN Kendari.
Menurut dia, LPPM telah berhasil keluar dari zona nyaman rutinitas KKN yang selama ini sebatas pengabdian dalam bentuk pembinaan keagamaan, pendidikan, dan rutinitas lainnya, seperti perbaikan fasilitas umum di desa-desa lokasi KKN.
Penyelenggaraan KKN dua tahun terakhir telah memberikan warna baru dan terbukti membawa lebih banyak manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
“Terobosan yang dilakukan selama dua tahun ini telah membuahkan hasil walaupun menghadapi tantangan yang sangat berat, terutama dalam menempuh perjalanan menuju lokasi KKN. Terjangan ombak bahkan bisa sampai lima meter dan membahayakan keselamatan panitia maupun peserta," katanya.
Tetapi, kata dia, semua dapat dilewati karena niat dan tekad yang kuat untuk memberikan perubahan kesejahteraan masyarakat.
"Saya sangat mengapresiasi dan salut atas kerja keras dan perjuangan tim LPPM. Mudah-mudahan ini bisa terus dilanjutkan tentunya dengan inovasi dan dampak yang lebih besar,” ungkap dia.
Dia mengatakan penyelenggaraan KKN IAIN Kendari dipusatkan pada wilayah pesisir, antara lain Kabupaten Bombana, Wakatobi, Konawe Kepulauan, dan Konawe Utara.
Ia mengatakan KKN ini menerapkan metode Asset Based Community Development atau pengembangan masyarakat berbasis potensi daerah.
Mahasiswa, katanya, diberikan pembinaan untuk mengolah potensi daerah menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat selain mata pencaharian utama mereka sebagai petani dan nelayan.
Tahun ini, IAIN Kendari mengirim 1.400 mahasiswa untuk mengabdi di desa-desa terpencil. Mereka ditugaskan melakukan identifikasi potensi daerah yang belum dikelola secara optimal kemudian membuat produk inovasi baik dalam bentuk kuliner, kecantikan, obat-obatan herbal, kerajinan tangan, pupuk dan produk lainnya.
LPPM kemudian menyeleksi karya inovasi tersebut dan memberikan bantuan pengabdian lanjutan kepada 10 karya inovasi terbaik.