Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan penurunan kasus aktif pada 1.285 pasien, yang diikuti juga angka kesembuhan harian pada 3.915 orang.
Menurut data yang dihimpun di Jakarta, Kamis, penyintas COVID-19 di Indonesia saat ini berjumlah 6.215.711 orang.
Sedangkan pasien yang mendapat perawatan medis akibat COVID-19 sebanyak 29.126 orangDKI Jakarta mencatat angka sembuh dari COVID-19 paling banyak dibandingkan provinsi lainnya.
Sementara kasus konfirmasi positif bertambah sebanyak 2.651 orang, dan menjadikan total kasus sebanyak 6.402.686 orang.
Angka meninggal dunia akibat COVID-19 bertambah 21 orang pada hari ini, menjadikan total korban sebanyak 157.489 orang.
Positivity rate spesimen harian senilai 7,48 persen, dan positivity rate orang harian sebesar 7,85 persen.Sebanyak 5.101 orang diawasi sebagai suspek, dari hari pengetesan 69.035 spesimen.
Tidak Euforia
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan meminta masyarakat untuk tidak euforia dengan situasi COVID-19 yang cenderung terkendali saat ini.
"Alhamdulillah, meskipun sekarang ada varian baru Omicron tetapi tidak sampai puncak, hanya riak-riak saja. Pasien di RS dan kematian juga menurun, ini memang arah endemi tapi jangan terlalu euforia, tetap hati-hati," ujarnya di Jakarta, Kamis.
Erlina di media briefing "Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit COVID-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian", mengingatkan pandemi COVID-19 yang masih terjadi saat ini tidak terduga, situasinya masih sangat dinamis.
"Dulu kita merasa segera endemi, bahkan kasus harian di bawah 300 orang. Tiba-tiba muncul Omicron, puncaknya melebihi Delta yang sekitar 54.000 kasus, Omicron sekitar 60.000 kasus," paparnya.
Dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan (paru-paru) itu mengharapkan, kebiasaan baik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan, memakai masker harus tetap dilaksanakan. Di samping itu, cakupan vaksinasi penguat juga harus ditingkatkan.
"Untuk vaksinasi primer Indonesia bagus, vaksin pertama 86 persen, kedua 72 persen, namun yang menjadi masalah adalah capaian untuk vaksinasi booster atau suntikan ketiga masih rendah sekitar 26 persen," tuturnya.
Padahal, kata dia, vaksinasi penguat dapat melindungi diri dari infeksi berat sehingga tidak sampai dirawat di rumah sakit.
"Makanya kita sebut booster penting, namun cakupannya masih rendah, saya tak tahu persis kenapa booster tidak secepat dosis pertama dan kedua. Bisa jadi masalah distribusi, sentra vaksinasi yang sudah mulai berkurang," katanya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Komnas KIPI, Hinky Hindra Irawan Satari mengimbau agar masyarakat tetap memakai masker karena COVID-19 masih ada.
Ia mengatakan, masker dapat membantu mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi COVID-19.
"Virus masuknya dari lubang hidung bukan dari yang lain. Jadi yang harus kita lindungi itu lubang hidung. Jadi, bagaimana yang bawa virus tidak menularkan kepada kita? Tutup hidung kita dengan memakai masker," tuturnya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kasus aktif turun 1.285 pasien, angka sembuh bertambah 3.915