Baubau (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, akan memberikan tablet tambah darah bagi pelajar terutama perempuan karena wanita mempunyai khas atau kebiasaan tersendiri setiap bulan.
"Tahun ini memang kita akan turun ke sekolah-sekolah untuk sosialisasi pemberian tablet tambah darah. Kenapa tablet tambah darah? karena biasanya pada remaja putri itu ada yang khas yakni datang bulan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Baubau melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr Pangeran Abdul Azis, di Baubau, Rabu.
Pemberian tablet tambah darah itu, menurutnya, bahwa dari hasil penelitian menyatakan kebiasaan wanita akibat datang bulan itu bisa menyebabkan animia, olehnya itu perlu diberikan suplemen penambah darah tersebut.
"Jadi harapan kami khususnya kepada orang tua dari remaja-remaja putri baik itu di SMP dan SMA agar juga mungkin tahu bahwa pemberian tablet tambah darah ini penting diberikan minimal satu kali seminggu setelah sarapan atau sebelum tidur," katanya.
Meski ia tidak menyebut secara pasti jumlah tablet yang akan disalurkan tersebut, tetapi pemberian tablet yang bersumber dari APBD itu merupakan bagian dari upaya dalam pencegahan stunting.
Selain pemberian tablet tambah darah, lanjut dr Pangeran, pihaknya juga terus melakukan upaya-upaya dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting dengan melibatkan seluruh puskesmas-puskesmas, posyandu dan kader-kader posyandu.
"Jadi memang penanganan stunting ini tidak hanya dinas, tetapi 17 puskesmas, posyandu, kader-kader, serta OPD-OPD terkait terlibat. Dan pada 2022 ada sekitar 15 kelurahan di Baubau yang menjadi lokus percepatan pencegahan dan penurunan stunting," katanya.
Program lain yang menjadi perhatian pihaknya dalam pencegahan stunting, lanjut dia, terdapat pemberian makanan tambahan dan penimbangan pada balita baik di posyandu, PAUD, dan puskesmas itu sebagai upaya deteksi tumbuh kembang dini pada anak.
"Kemudian ada imunisasi itu salah satu upaya untuk mencegah dan menurunkan stunting. Terus ada juga melalui kegiatan Posyandu remaja, karena berbicara tentang stunting itu berarti berbicara dari hulunya. Kemudian calon pengantin, ibu hamil, dan baduta (bawah dua tahun)," paparnya.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya selain memantau langsung ibu hamil yang kekurangan energi kalori guna memastikan kondisinya tetap stabil, juga program sosialisasi terkait konsumsi garam beryodium dimasyarakat, karena cukup banyak di daerah-daerah pesisir yang tidak mengonsumsi garam beryodium dan itu bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang bagi anak.
"Jadi stunting ini juga program nasional, dan target pada 2024 harus 14 persen secara nasional, makanya upaya-upaya lainnya terus kita lakukan sampai saat ini," katanya.