Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) memastikan Kapal Mesin (KM) Ciremai hanya mengangkut anak buah kapal (ABK) saat kemunculan asap pada posisi labuh jangkar berjarak 3,2 mil laut (nautical mile/NM) dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Opik Taupik dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan kapal hanya diisi oleh kru kapal dan tidak mengangkut penumpang umum karena sedang menunggu jadwal pelayaran.
"Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini dan situasi sudah sepenuhnya aman terkendali," ujar Opik Taupik.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Opik Taupik menginformasikan Anak Buah Kapal (ABK) KM Ciremai dapat mengendalikan asap dengan penanganan cepat dan bantuan berbagai pihak, seperti Komando Lintas Laut Militer dan Pangkalan Utama Angkatan Laut di Tanjung Priok.
Kemudian Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok dan Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia, armada Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta kapal tunda (tug boat) milik PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo (Persero).
"Alhamdulillah sumber asap sudah berhasil kami tangani dan saat ini kami fokus melakukan pemeriksaan terkait penyebab munculnya asap di KM Ciremai," ujar Opik.
Saat ini otoritas terkait sedang melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab kemunculan asap pada KM Ciremai.
KM Ciremai merupakan kapal yang melayani rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-BauBau-Sorong-Manokwari-Biak-Jayapura-Biak-Manokwari-Sorong-Namlea-BauBau-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok.
Diketahui, KM Ciremai maupun seluruh armada kapal PT Pelni (Persero) dilengkapi dengan alat keselamatan yang sesuai dengan standar internasional dan ABK pun terlatih dalam menghadapi situasi darurat.
PT Pelni (Persero) juga memiliki komando penanganan cepat (Management Response Team/ MRT) yang bertugas ketika terjadi insiden di atas kapal.
Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang transportasi laut itu saat ini mengoperasikan 26 kapal penumpang dan menyinggahi 76 pelabuhan serta melayani 1.058 ruas pelayaran.
Selain angkutan penumpang, PT Pelni (Persero) juga melayani 44 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan, di mana Kapal Perintis menyinggahi 281 pelabuhan dengan total 3.695 ruas.
PT Pelni (Persero) juga mengoperasikan sebanyak 16 Kapal Rede atau angkutan penghubung menuju pelabuhan-pelabuhan atau tempat-tempat yang tidak dapat disinggahi oleh kapal utama. Untuk pelayanan bisnis logistik, saat ini perusahaan mengoperasikan 10 trayek Tol Laut serta satu trayek khusus untuk angkutan ternak.
Sebelumnya dari Baubau dilaporkan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara, menyampaikan bahwa Kapal Motor (KM) Ciremai kembali beroperasi di Pelabuhan Murhum daerah itu pada 3 Agustus 2022 usai menjalani perawatan rutin tahunan atau docking.
"KM Ciremai ini sudah turun docking akhir Juli ini, (KM Ciremai) akan tiba di Baubau pada 3 Agustus ini," kata Kepala Bagian Operasi PT. Pelni Cabang Baubau Andi Ramdan di Baubau, Rabu.
Kapal dengan kapasitas daya muat ribuan penumpang akan kembali beroperasi melayani masyarakat di Nusantara.
Dia menyebut, selain KM Ciremai, kapal milik PT Pelni lainnya yang masih menjalani perawatan yakni KM Dorolonda. Namun ia belum mengetahui secara pasti kapal kapal tersebut selesai menjalani perawatan tahunan.
"Kalau KM Sirimau kan juga masuk di Baubau. Kapal ini docking nanti awal Agustus 2022," ujar pria yang belum lama ini bertugas di Pelni Baubau usai sebelumnya di Pelni Semarang, Jawa Tengah.
Sedangkan kapal Pelni lainnya, kata Ramdan, sudah selesai melaksanakan perawatan rutin tahunan itu sesuai dengan jadwal masa perawatan.
Dijelaskan, tujuan pelaksanaan perawatan yakni untuk menjadikan kapal selalu dalam keadaan baik sehingga dalam melakukan operasi atau pelayaran tetap dalam kondisi stabil dan nyaman.
"Artinya diservis supaya dalam keadaan stabil dan nyaman," katanya.
Menurutnya pula, bahwa perbaikan rutin setiap kapal Pelni tersebut wajib dilakukan karena adanya aturan.
Lebih lanjut dikatakan, armada Pelni yang masuk ke Kota Baubau diperkirakan mencapai 50 kunjungan dalam setiap bulan.
Sedangkan jumlah kapal yang dioperasikan ke daerah pemilik benteng terluas di dunia itu sekitar 11 armada yakni, KM Dobonsolo, KM Ciremai, KM Dorolonda, KM Tidar, KM Sinabung, KM Lambelu, KM Nggapulu, KM Lauser, KM Sirimau, KM Tilongkabila, dan KM Jetliner.
Baca juga: Pelni Baubau: KM Ciremai beroperasi awal Agustus usai perawatan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hanya angkut ABK, KM Ciremai munculkan asap di Tanjung Priok