Baubau (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi menyambut baik dan mengapresiasi penyelenggaraan Muhibah Jalur Rempah melalui KRI Dewaruci mengunjungi Kota Baubau.
"Berkenaan dengan muhibah jalur rempah ini, saya juga menyampaikan terima kasih kepada panitia yang telah menunjuk Kota Baubau sebagai salah satu daerah yang dikunjungi," kata Gubernur Ali Mazi dalam sambutannya yang diwakili Staf Ahli Abdul Rahim saat penyambutan KRI Dewaruci di Pelabuhan Murhum Baubau, Rabu.
Abdul Rahim menyatakan Gubernur Ali Mazi berhalangan hadir karena mendampingi Presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut ia mengatakan kunjungan kegiatan Muhibah Jalur Rempah ini mengingatkan masa lalu bahwa Kota Baubau yang dulu lebih dikenal dengan Buton merupakan kota pelabuhan terkenal pada abad ke-16 hingga saat ini.
"Kota ini menjadi tempat persinggahan dan peristirahatan bagi kapal-kapal besar menuju atau dari kepulauan rempah-rempah Maluku. Atas dasar itu maka tidak lah mengherankan jika Buton kadang menjadi rebutan pengaruh antarnegara pada masa perdagangan rempah-rempah, dimana kita tahu bahwa rempah-rempah komoditi perdagangan yang paling diminati di Eropa pada tahun 1500-an hingga tahun 1600-an," ujarnya.
Lebih lanjut, kata dia, kegiatan Muhibah Jalur Rempah merupakan momentum besar menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta Tanah Air pada generasi muda. Kegiatan itu, lanjutnya, menjadi momentum bagi Pemprov Sultra untuk merekonstruksi dan melestarikan nilai-nilai sejarah Pelabuhan Baubau.
"Pemerintah daerah harus memanfaatkan bonus demografi ini dengan menggali potensi ekonomi yang ada di dalamnya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Sementara Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse mengatakan pada awal kegiatan Baubau tidak masuk dalam rute jalur rempah, namun karena kegigihan Almarhum Walikota AS Tamrin meyakinkan Kemendikbudristek bahwa sesungguhnya Kota Baubau dan Kabupaten Buton dahulu adalah Kerajaan Buton yang merupakan pemain utama di daerah maritim bagian timur.
"Dan Alhamdullilah atas lobi kuat Almarhum AS Tamrin sehingga pada penjadwalan berikutnya Baubau dan Buton sudah masuk di dalamnya. Sekali lagi terima kasih kepada kementerian yang sudah mempercayakan kami untuk menjadi titik singgah dari jalur rempah," ujarnya.
Lebih lanjut, menurut dia, jalur rempah untuk Kerajaan Buton pada masa lalu adalah hal yang paling strategis dengan letak posisinya sebagai kawasan peradaban yang kuat di zamannya sehingga menjadi sebuah persinggahan para pedagang-pedagang masa lampau.
Dengan keunggulan itu, kata dia, tentunya harus dapat dimanfaatkan pada masa kini dengan sebaik-baiknya khususnya Baubau sebagai kota yang tidak memiliki sumber daya alam yang kuat.
"Kita harus memanfaatkan posisi strategisnya sebagai kota pelabuhan, sebagai kawasan maritim harus di kedepankan sebagai pendorong ekonomi kota ini harus berawal dari kekuatan pelabuhannya," ujarnya.