"Ini sebuah upaya untuk memperkenalkan kembali masyarakat kita, mengintegrasikan kembali, menelusuri lagi tapak-tapak sejarah maritim kita yang sebetulnya sangat luar biasa," kata Hilmar Farid saat menyampaikan sambutan pengantar pelepasan MBJR 2024.
Menurut Hilmar, hal itu tidak lepas dari kenyataan yang kerap ia temui bahwa kendati Indonesia memiliki kenyataan sejarah sebagai negeri maritim, tetapi dalam keseharian masyarakat cenderung berjarak dari dunia maritim atau dunia laut.
Ia menuturkan sejumlah pengalamannya berinteraksi dengan kalangan mahasiswa dan mendapati bahwa kesadaran masyarakat sebagai orang-orang yang hidup di pesisir begitu tipis, termasuk bagi mereka yang berdiam di Jakarta.
"Tentu tujuan akhir dari perjalanan ini bukan hanya demi minat pada sejarah semata, tetapi juga ada hubungannya dengan masa sekarang dan masa depan," kata Hilmar Farid.
MBJR 2024 melibatkan sedikitnya 150 Laskar Rempah yang terdiri 75 peserta hasil seleksi terbuka dan 75 peserta undangan dari kalangan wartawan, pegiat budaya, penulis, serta pemengaruh media sosial, yang akan berlayar di atas KRI Dewaruci mengarungi wilayah barat Indonesia.
Pelayaran akan dibagi menjadi tiga lintasan yakni Jakarta-Belitung Timur-Dumai, Dumai-Sabang-Melaka (Malaysia)-Tanjung Uban, dan Tanjung Uban-Lampung-Jakarta selama 7 Juni sampai 17 Juli 2024.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyambut baik kelanjutan pelayaran MBJR tahun ketiga menggunakan KRI Dewaruci yang akan menangguk jarak total 2.692 mil laut.
KSAL menyebut MBJR sebagai kegiatan penting untuk memperkenalkan kembali kejayaan maritim Indonesia, melestarikan budaya dan tradisi Jalur Rempah, memperkuat hubungan diplomasi antarnegara tetangga, serta meningkatkan promosi pariwisata maritim Indonesia.
"Saya berharap KRI Dewaruci dapat menjadi duta bangsa dalam memperkenalkan kembali kejayaan maritim kita dan kekayaan budaya bangsa Indonesia kepada dunia internasional," kata KSAL dalam sambutan yang dibacakan Kepala Staf Komando Armada (Kaskoarmada) RI Laksamana Muda TNI Didong Rio Duto Purwo Kuntjoro.
Pelayaran MBJR menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan (UNESCO).
Menurut Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti, edisi 2024 menjadi pelayaran MBJR pertama yang menyinggahi negeri jiran, tepatnya Melaka di Malaysia.
"Khusus di Melaka akan dilakukan pertemuan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Malaysia dengan mengangkat isu shared heritage atau warisan budaya bersama guna mempererat persahabatan kedua negara sekaligus upaya mendapatkan dukungan pengusulan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO," kata Irini.
Sejak 2016 Kemendikbudristek melalui Ditjen Kebudayaan secara aktif menggelar diskusi untuk menginisiasi pengajuan Jalur Rempah menjadi warisan dunia ke UNESCO.
Pada 2020 intensitas diskusi ditambah dengan pelaksanaan pelayaran Karavan Budaya Jalur Rempah menggunakan Kapal Arka Kinari menelusuri jejak jalur perdagangan rempah di Sorong, Banda Neira, Kepulauan Selayar, Makassar, dan Bali.
Proses berlanjut dengan penelitian dan Festival Bumi Rempah Nusantara yang digelar pada 13 titik antara lain Banda Neira, Maluku Utara, Makassar, Banjarmasin, Belawan, Pulau Bintan, dan Lhokseumawe, pada 2021.
Sejak 2022 Kemendikbudristek menggelar MBJR menggunakan KRI Dewaruci dengan rute pelayaran tahun pertama meliputi Surabaya-Makassar-Baubau & Buton-Ternate & Tidore-Banda Neira-Kupang, kemudian dilanjutkan rute Surabaya-Kepulauan Selayar untuk edisi 2023.