Konawe Kepulauan (ANTARA) - Petani kelapan di Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, akhir-akhir ini terpuruk karena harga pembelian kopra di tingkat petani maupun pengumpul anjlok.
Petani kelapa La Burhani (54) di Kendari, Selasa mengatakan petani bergairah mengolah kelapa menjadi koprah jika hargn menggiurkan.
Namun saat ini, petani kelapa bersedih karena harga kopral terjun bebas dari harga pembelian Rp11.000/Kg menjadi Rp5.000/Kg.
"Mengolah kelapa menjadi kopra pekerjaan menantang. Prosesnya panjang sehingga wajar petani mengeluh kalau harga hanya kisaran Rp5.000 per kilogram," kata La Burhani.
Informasi yang dihimpun menyebutkan harga kopral di tingkat pengumpul pernah mencapai Rp11.000 per kilogram.
Hal senada disampaikan pedagang pengumpul kopra Asep (39) bahwa petani bergairah mengolah kopra karena harga tingkat petani mencapai Rp11.000 per kilogram.
"Saat ini semangat petani kelapa terpuruk mengolah kopra karena harga turun drastis. Berbeda dengan tahun 2021 harga kopra mencapai Rp11. 000 per kilogram," kata Asep.
Petani memproses buah kelapa menjadi kopra melalui dua cara, yakni pengasapan dan dijemur.
"Kalau curah hujan tinggi petani memilih mengasapi kelapa menjadi kopra. Tidak ada perbedaan harga yang mencolok antara kopra pengasapan dan penjemuran," ujar Asep.
Pedagang kopra Albert (53) mengatakan pembelian kopra di tingkat petani maupun pengumpul di sentra sentra produksi mengikuti harga ekspor.
"Fluktuasi harga komoditi pertanian, seperti kopra, mete, kakao, merica dan lain lain sangat dipengaruhi perkembangan harga global," katanya.
Ia mengharapkan petani komitmen merawat tanaman kelapa karena dalam situasi apa pun selalu menyambung hidup.
Kelapa tidak hanya bernilai ekonomi setelah diolah menjadi kopra tetapi petani dapat menjual kelapa muda.
Batang kelapa pun dapat dijual, sabuk kelapa, tempurung hingga daun kelapa dapat bernilai ekonomi.