Jakarta (ANTARA) - Haidar Alwi Institute (HAI) mengungkap bahwa Indonesia berhasil mencatatkan rekor penanggulangan terorisme dalam 10 tahun terakhir.
"Sejak tahun 2015 sampai 2023, dampak terorisme di Indonesia masuk kategori menengah. Baru pada tahun 2024 Indonesia masuk kategori rendah. Sebuah rekor dalam sepuluh tahun terakhir," kata Pendiri HAI R Haidar Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan laporan Global Terrorism Index (GTI) 2024 yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace (IEP), dia menjelaskan Indonesia menempati peringkat 31 dari 163 negara dengan skor 3.993, lebih baik 7 peringkat atau 1.509 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tidak hanya itu, Indonesia juga masuk dalam daftar 10 negara terbaik yang berhasil menurunkan angka kematian akibat serangan terorisme. Satu-satunya penyebab kematian akibat terorisme di Indonesia adalah karena serangan KKB di Papua," kata dia.
Selain terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Indonesia menghasilkan "zero attack" dari aksi terorisme sepanjang tahun 2023 dan 2024.
Menurut dia, capaian tersebut tidak terlepas dari prestasi Polri dalam mencegah terjadinya aksi terorisme. Terbukti, sebanyak 196 tersangka berhasil ditangkap Polri sebelum melancarkan aksinya.
Sepanjang tahun 2024, menurut dia, Polri telah melakukan upaya deradikalisasi terhadap 8.118 narapidana terorisme dan keluarganya. Salah satu catatan penting adalah pembubaran kelompok terorisme Jamaah Islamiyah (JI) yang melibatkan 1.315 orang di Jawa Tengah pada akhir 2024.
"Jika 196 Tersangka terorisme itu tidak tertangkap, bayangkan betapa banyak korban yang akan berjatuhan. Sebanyak itu pula lah jiwa yang telah diselamatkan oleh Polri, sungguh prestasi Polri ini patut kita apresiasi," kata dia.