Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Sulkarnain Kadir mengaku terus mengupayakan menangani masalah air PDAM yang kerap dikeluhkan masyarakat setempat karena airnya sering berwarna hitam.
"Memang air bersih yang menjadi PR kita tetapi sebenarnya kita tidak tinggal diam, sejauh ini kita sudah melakukan langkah-langkah yang sebenarnya ini juga tidak mudah, langkah-langkahnya sudah sangat progresif tetapi memang belum nyata kelihatan di masyarakat," kata Sulkarnain di Kendari, Kamis.
Wali Kota mengatakan, dalam menangani masalah air PDAM tidak bisa hanya satu titik layaknya lampu jalan yang bisa di tangani per titik, 10 titik, 20 titik bahkan satu titik pun bisa, tetapi menangani masalah air bersih bersifat komprehensif.
"(Kita harus) bangun intake-nya, kemudian water treatment nya, kemudian baru sampai ke konsumen. Ini nggak bisa sepotong-sepotong dia, makanya dibutuhkan sumber daya yang lebih besar termasuk biayanya juga besar," ujar dia.
Dia mengaku, bahwa pihaknya sudah membangun komunikasi bersama salah satu perusahaan PT Adi Karya dalam mengatasi masalah air PDAM di kota itu.
"Kita sudah menyiapkan, kita sudah membangun komunikasi bahkan sudah hampir MoU dengan PT Adi Karya, mereka sudah menyiapkan kurang lebih Rp384 miliar untuk membangun ini semua sampai nanti ke jaringan masyarakat," jelasnya.
Meski begitu, ia menyampaikan bahwa kerja sama itu belum bisa terealisasi karena pihaknya masih menunggu persetujuan dan izin dari Pemerintah Kabupaten Konawe sebab sumber air baku yang disalurkan PDAM Kendari berasal dari daerah tersebut.
"Tinggal itu yang kita tunggu begitu itu selesai dan diizinkan insya Allah kalau berdasarkan hitungan kita itu satu tahun setengah sejak groundbreaking itu bisa dinikmati kerannya oleh masyarakat," ucap Wali Kota.
Wali Kota menyampaikan, pihaknya sudah mengirim surat ke Pemda Konawe termasuk draf MoU namun pihaknya belum mendapatkan balasan.
"Sudah di sana bolanya, sudah di sana suratnya, draf MoU-nya juga sudah di sana. Kita belum dapat jawabannya seperti apa syarat dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah Konawe," katanya.
Ia menjelaskan, jika pihaknya telah menandatangani kerja sama dengan PT Adi Karya yang diperkirakan akan berlangsung selama 30 tahun, maka sistem yang diterapkan nantinya perusahaan itu mengelola intake, sedangkan distribusi air bersih dikelola oleh PDAM Tirta Anoa Kendari.
Selain itu, dia mengklaim, berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan secara mendalam, jika kerja sama itu bisa berjalan pihaknya menjanjikan bahwa tarif air yang sekarang berlaku di masyarakat bisa diturunkan mencapai 20 persen dan akan melayani hingga 80 warga di daerahnya.
"Tapi ini baru hasil feasibility study (studi kelayakan) belum bisa kita implementasikan karena masih ada satu kendala, dari Konawe, kalau Pemerintah Konawe sudah mengizinkan, maka insya Allah sudah bisa," kata Sulkarnain Kadir.