Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Sulkarnain Kadir mengajak para pedagang di pasar tradisional yang ada di daerah itu untuk mengadaptasi transaksi non tunai atau digital dengan metode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"Mungkin kita sudah melakukan aktivitas perdagangan cukup lama bahkan ada yang sudah puluhan tahun, dengan pedagang nanti mulai menyesuaikan dengan transaksi non tunai nanti kami pemerintah akan bantu membuat proyeksi perkembangan usaha mereka," katanya di Kendari, Rabu.
Dia menyampaikan, jika pedagang terbiasa melakukan transaksi non tunai yang saat ini sesuai kemajuan teknologi, maka pemerintah bisa mendeteksi berapa kebetulan masyarakat dan apa yang mendominasi.
Selain itu, jika transaksi elektronik sudah berjalan, data yang lengkap akan tersaji dengan begitu pemerintah bisa memprediksi berapa kebutuhan misalnya minyak goreng, kebutuhan beras, sayur-mayur dan lain sebagainya.
"Supaya nanti kalau mereka membeli bahannya itu tidak berlebihan belinya jangan sampai ditumpuk dan tidak laku akhirnya harganya jatuh atau sebaliknya belinya kurang airnya harganya melonjak naik," jelasnya.
Ia menyebut, salah satu tujuan digitalisasi transaksi dilakukan agar apa yang dilakukan pedagang selama berdagang bisa terdata dengan baik, kemudian pemerintah bisa membantu untuk mengatur atau pun merencanakan usaha mereka supaya nanti bisa tumbuh.
"Selain itu dengan data yang lengkap itu, kita juga bisa membantu mengakses (modal) perbankan. Kalau lengkap datanya saya yakin perbankan mudah menganalisa kebutuhan kredit mereka," ujar Wali Kota.
Wali Kota juga menegaskan, pentingnya transaksi non tunai pertama di era teknologi sekarang ini tentu jauh lebih aman karena kemana-mana sekarang orang riskan atau merasa berisiko jika membawa uang tunai, takut kecopetan, ketinggalan.
Kemudian, jika seseorang melupakan telepon genggam maka orang tersebut akan pulang untuk mengambilnya, tetapi jika dompet yang dilupakan maka orang itu akan jalan terus sehingga dia menilai penting untuk membiasakan diri menggunakan transaksi elektronik.
"Yang kedua transaksi elektronik ini lebih simpel, lebih mudah. Kita tidak perlu lagi repot-repot membawa uang tunai. Jadi lebih aman, lebih praktis, lebih mudah," kata Sulkarnain.
Saat ini enam pasar yang menerapkan digitalisasi transaksi yakni Pasar Lapulu, Baruga, Andonohu, Pasar Basah Mandonga, Pasar Wayong dan Pasar Punggolaka. Sistem ini akan dikelola PD Pasar Kota Kendari juga akan menggandeng Bank Mandiri, BRI dan Bank Sultra.
"Saya membayangkan tiga tahun, lima tahun ke depan pasar-pasar kita sudah terbiasa dengan transaksi elektronik dan sudah terbiasa dengan jual beli menggunakan sistem transfer," kata Sulkarnain Kadir.