Kendari (ANTARA) - Sebanyak 143 hektar sawah di Desa Ameroro, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam gagal panen akibat kekurangan pasokan air.
Padahal, lokasi persawahan tersebut tidak jauh dari bendungan Ameroro, yang diresmikan oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo, pada 2024 lalu.
Area persawahan di desa tersebut belum ditanami padi, padahal musim tanam sudah lewat. Bahkan sebagian besar area sawah itu sama sekali belum dilakukan penggarapan tanah.
Pasalnya, aliran air dari Bendungan Ameroro itu tidak sampai di area persawahan milik kelompok tani yang tergabung dalam tiga perkumpulan petani pemakai air atau P3A. Padahal, jarak bendungan raksasa itu dengan area persawahan hanya sekitar 3 kilometer.
Beberapa petani tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi tersebut. Sebab, mereka tidak punya cukup modal dan peralatan untuk melakukan penggarapan tanah. Bahkan, ada sebagian petani melakukan penyedotan air buangan dari area persawahan menggunakan mesin untuk dimasukkan kembali ke petak sawah agar bisa dilakukan penggarapan.
Namun, dengan perlakuan ini, petani harus mengeluarkan biaya tambahan produksi untuk mengoperasikan mesin selama penggarapan tanah di area sawah tersebut.
Salah seorang petani sawah Desa Ameroro Astamar, Senin, mengatakan bahwa meski telah dilakukan penyedotan air buangan untuk menggarap tanah tersebut, mereka belum bisa melakukan penanaman.
"Karena air sedotan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air di sawah ini," kata Astamar.
Dia menyebutkan bahwa akibat aliran air di Bendungan Ameroro tidak sampai ke kawasan persawahan mereka, setidaknya sekitar 143 hektar sawah di daerah itu terancam gagal tanam.
Sementara itu, pengamat di Ameroro Asman mengungkapkan bahwa pembuatan bangunan ukur ambang lebar di lokasi BAM satu sekunder mamiri kawasan bendungan Ameroro menjadi salah satu penyebab aliran air tidak sampai ke area persawahan mereka.
"Para petani terutama yang masuk dalam tiga perkumpulan petani pemakai air, yaitu Sumber Rejeki, Saromase, dan Humboto berharap bangunan ambak lebar segera dibuka. Sebab, sebelum ada bangunan itu, pengairan sawah mereka lancar dan tidak bermasalah," tambahnya.