Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) berupaya beradaptasi dengan melakukan peningkatan di berbagai aspek operasi sistem pembangkit listrik Jawa-Bali untuk mengantisipasi tuntutan era baru rendah karbon.
Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali Haryanto mengatakan pihaknya akan menggunakan konsep ekonomis, andal, dan rendah emisi (Trilema Energi) agar pembangkit listrik dapat beradaptasi dengan melakukan peningkatan di berbagai aspek operasi sistem, baik perencanaan maupun pengendalian operasi.
"Dalam mendukung kegiatan uji coba dan memastikan sistem tetap beroperasi secara andal dan berkualitas, kami telah menyiapkan standart operation procedure (SOP) pengujian," kata Haryanto dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.
PLN menyiapkan personel khusus yang terdiri dari tim dispatcher sampai manajemen terkait untuk mengendalikan sistem selama mode operasi khusus tersebut.
Sistem Jamali sebagai sistem interkoneksi kelistrikan terbesar di Indonesia berkontribusi terhadap 70 persen produksi energi di Indonesia.
Angka beban puncak tertinggi mencapai 28.094 megawatt dan energi produksi pembangkitan sebesar 197 terawatt hours dalam periode setahun, sehingga pola operasi pembangkitan di sistem Jamali akan sangat menentukan produksi emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh PLN.
Dengan dukungan data yang lengkap dari unit pembangkitan dan divisi terkait, UIP2B Jamali telah berhasil menyimulasikan pola operasi sistem dengan target penurunan emisi karbon terhadap kondisi business as usual.
Tak hanya dalam bentuk simulasi, PLN juga telah mengadopsi pola operasi sistem baru ini dalam bentuk uji coba di sistem Jamali pada hari Sabtu–Minggu, 12 dan 13 Februari 2022.
Pada uji coba tersebut, sistem interkoneksi Jawa, Madura Bali akan dioperasikan secara khusus dengan tujuan menurunkan emisi karbon sebanyak 2,5 persen dari pola normal.
"Uji coba berjalan lancar sesuai dengan skenario yang dibuat. Pastinya kami mendukung secara penuh upaya mewujudkan transisi energi dan target net zero emission pada 2060 yang juga merupakan isu sentral pada pertemuan G20 mendatang,” ujar Haryanto.
Ia menyampaikan bahwa konsep Trilema Energi berangkat dari persiapan sistem dalam menyambut penerapan pajak karbon di PLTU batu bara per April 2022. Melalui pemodelan faktor emisi karbon di dalam aplikasi simulasi produksi energi, UIP2B melakukan simulasi produksi energi untuk kegiatan rutin pada periode tahunan, bulanan, mingguan, harian, dan intraday.
"Hasil simulasi produksi menunjukkan bahwa upaya penurunan emisi dari pengaturan pola operasi pembangkitan akan berdampak pada penambahan fuel cost karena terdapat perubahan komposisi pembangkitan di mana concern utama selain keandalan dan biaya operasi terendah, juga memperhitungkan jumlah emisi," papar Haryanto.