Kendari (ANTARA) - Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong nelayan untuk pengembangan budidaya perikanan, khususnya komoditas udang karena potensi budidaya udang cukup luas di daerah itu.
Kadis Kelautan dan Perikanan Sultra La Ode Kardini di Kendari, Kamis mengatakan, saat ini ada sekitar 16 ribu hektare lebih lahan potensial yang bisa dijadikan kawasan tambak namun yang tergarap baru sekitar 25 persen.
"Untuk saat ini saat ini tersedia sekitar 2.000 haktare lahan potensial yang bisa dijadikan kawasan tambak udang guna mendukung program kementerian (KKP) untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat," ujarnya.
Selain udang, tambahnya, ada komoditas rumput laut hingga lobster. Produksi rumput laut Sulawesi Tenggara bahkan sudah berkualitas ekspor.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Sultra menyebutkan sepanjang 2020 Sultra telah mengekspor udang khususnya vaname sebanyak 259,39 ton ke negara tujuan Jepang dengan nilai Rp28,58 miliar.
"Negara Jepang merupakan negara yang menjadi tujuan utama ekspor udang vaname selama beberapa tahun terakhir," kata Kadis Perindag Sultra, Hj Siti Saleha.
Ia mengatakan, walaupun ada penurunan ekspor udang tahun 2020 dari pada volume ekspor udang vaname tahun 2019 yang mencapai 285,66 ton senilai Rp29,03 miliar.
"Ada penurunan volume ekspor udang vaname pada 2020 dibanding 2019, tetapi tidak terlalu signifikan ini artinya bahwa pandemi COVID yang melanda dunia termasuk negara ini tidak terlalu mempengaruhi terhadap kinerja ekspor perikanan khususnya pada budidaya udang vaname," katanya.