Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) memprediksi penyuntikan vaksin COVID-19 untuk 200 juta penduduk Indonesia paling cepat selesai dalam kurun waktu dua tahun.
Hal itu disampaikan JK saat meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin di Gedung Nindya Karya Jakarta Timur, Minggu.
"Sejak awal saya katakan sulit untuk selesai dalam waktu satu tahun, mungkin dua tahun itu penyelesaiannya," kata Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI tersebut di Jakarta.
Prediksi JK tersebut berdasarkan perhitungannya apabila masing-masing penduduk Indonesia mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 sehingga diperlukan paling tidak 400 juta dosis vaksin untuk 200 juta orang.
"Kalau kita perkirakan orang Indonesia yang harus menerima vaksin itu 200 juta orang, apabila masing-masing orang harus disuntik dua kali artinya 400 juta dosis yang harus disuntikkan," jelasnya.
Meskipun pemerintah menargetkan penyuntikan dosis vaksin COVID-19 per hari sebanyak 1.000.000 dosis, lanjut JK, namun realisasi pencapaiannya hanya separuhnya atau sekitar 500.000 dosis per hari.
"Target kita adalah 1.000.000 per hari, itu artinya butuh waktu 400 hari. Dan ternyata pencapaian rata-rata (sebanyak) 500.000 per hari, berarti itu bisa paling cepat dua tahun baru selesai," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 sebanyak 34.702.821 rakyat Indonesia telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 dan sebanyak 61.222.258 warga telah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama per Sabtu (28/8).
Pemerintah menargetkan 208.265.720 orang penduduk mendapatkan vaksin COVID-19 guna membentuk kekebalan komunal atau herd immunity terhadap COVID-19.