Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengimbau seluruh pengurus masjid di daerah untuk tidak membangun unit usaha atau koperasi karena lebih berpotensi pada kerugian.
"Saya selalu katakan masjid jangan berdagang atau berusaha. Saya tegaskan bahwa masjid jangan berdagang, tapi jemaahnya yang berdagang," kata JK di acara penandatanganan nota kesepahaman antara Bank Syariah Indonesia (BSI) dan DMI di Jakarta, Rabu.
Imbauan tersebut muncul dari pengalaman pribadi Jusuf Kalla saat menjadi ketua masjid di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu, dia membuat masjid bergerak di bidang unit usaha dan koperasi, namun usaha itu gagal dan merugi.
"Pengalaman saya sebagai ketua masjid di Makassar, dua kali saya bikin unit usaha seperti koperasi dan usaha milik masjid. Semuanya rugi dan saya harus tanggung jawab karena saya ketuanya," katanya.
Oleh karena itu, dia mendorong para penceramah di masjid untuk menekankan tentang pentingnya akidah dan muamalah, serta membahas tentang ekonomi agar ekonomi umat Islam menjadi bangkit.
"Saya selalu ajarkan dalam isi ceramah di masjid atau pengajian, 60 persen porsinya membahas tentang akidah, muamalah dan sebagainya; sisanya kita membahas tentang ekonomi, apakah itu perdagangan, perikanan atau pertanian, disesuaikan dengan daerah masing-masing," jelasnya.
Terkait ekonomi umat Islam, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 itu mengatakan potensi mengembangkan ekonomi umat melalui masjid cukup besar. Dia menghitung apabila setiap Jumat terdapat sedikitnya 100 orang beribadah di masjid, maka seluruh masjid di Indonesia menjadi potensi pasar menjanjikan.
Oleh karena itu, JK mendorong BSI untuk memperluas kerja sama dengan pengurus masjid dengan umat Islam sebagai pangsa pasar yang cukup tinggi.]
"Mungkin setiap habis Salat Jumat panggil orang BSI untuk bicara bagaimana caranya mendapat modal atau bekerja sama dengan BSI. Jadi BSI itu jangan menyasar masjidnya, tapi jemaah masjidnya," ujarnya.