Jakarta (ANTARA) - Teknologi Airsm Uniqlo yang membuat kulit tetap bisa bernapas dan menyerap kelembapan serta rajutan 3D seamless (tanpa jahitan) kali ini berpadu dengan sentuhan desain Maiko Kurogouchi yang dikenal sederhana namun apik terwujud dalam koleksi innerwear dan loungewear.
Keduanya menggabungkan keandalan desain fesyen dalam sebuah adaptasi kolaboratif Mame Kurogouchi x Uniqlo untuk LifeWear yang terdiri mesh bra, panties, bratop, dan pakaian seperti atasan, rok, dan celana. Koleksi akan dirilis pada 18 Juni mendatang.
Seluruh koleksi dihadirkan dalam nuansa hangat berkelir hitam, putih, krem, dan cokelat, yang terinspirasi dari berbagai warna kulit manusia.
Sosok Maiko Kurogouchi
Maiko Kurogouchi menggunakan panggilan kesayangan semasa kecil yakni Mame sebagai brand miliknya. Lewat Mame Kurogouchi, dia mengembangkan ciri khas desain yang feminin, mengalir perpaduan antara tradisi kerajinan tangan Jepang dan gaya elegan kontemporer.
Kali ini, Uniqlo berkolaborasi dengan Mame Kurogouchi menciptakan rangkaian koleksi wanita yang terdiri dari innerwear dan lougewear.
Maiko Kurougouchi membawa konsep curvaceous styling yang diwujudkan lewat teknologi Airism dan material 3D Knit dari Uniqlo, yang mendobrak batasan antara pakaian sehari-hari dan pakaian dalam.
"Sebagai desainer, salah satu tantangannya adalah menghadirkan kenyamanan dari sebuah kecantikan dan jati diri feminin pada item pakaian dalam, yang merupakan item penting untuk sehari-hari. Merupakan pakaian yang kita kenakan pertama kali setelah bangun di pagi hari sehingga diperlukan kenyamanan pada kulit. Koleksi ini akan berkontribusi pada kesehatan juga kebahagiaan dalam gaya hidup," kata Maiko Kurougouchi dalam siaran pers pada Jumat.
Kiprah Maiko Kurougouchi dalam menggeluti dunia fesyen dimulai di tahun 2005 ketika Maiko masih menjalani studi di Bunka Fashion College: universitas yang memiliki nama besar sebagai almamater desainer seperti Yohji Yamamoto, Kenzo Takada, hingga Junya Watanabe.
Saat masih menempuh studi di Bunka Fashion College itu Maiko pernah mewakili Jepang pada helatan Jeunes Createurs de Mode di Paris dan memenangkan Grand Prix tersebut. Diikuti dengan berbagai penghargaan lainnya yang kian menggaungkan kemampuan desain Maiko, hingga pada tahun 2006 membawanya pada Issey Miyake Design Studio dan terlibat dalam berbagai proyek penting.
Salah satu yang mengibarkan namanya adalah perannya sebagai konseptor bagi lini ethical Issey Miyake yaitu Apoc, yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1997 hingga menjadi pengawas bagi perencanaan dan desain untuk Issey Miyake Paris collection.
Maiko yang lahir di Nagano, Jepang itu lantas mendirikan merek Mame Kurogouchi di tahun 2010 yang beroperasi di jantung kota Tokyo. Maiko juga mendirikan bisnis lainnya berupa pabrik garmen di tahun 2019 yang dinamakan Atelier Project, yang bertujuan untuk terus melambungkan semangat dari Made In Japan.
Pesona desain Maiko setelah diluncurkannya Mame Kurogouchi kian bersinar, di tahun 2014 ia bahkan memenangkan Mainichi Fashion Grand Prix Shiseido Sponsorship Award untuk kategori Best New Fashion Designer. Dan di tahun 2018, Maiko dianugerahi Fashion Prize Tokyo yang menjadi tiket baginya untuk mempresentasikan koleksi Mame Kurogouchi di sirkuit Paris Fashion Week.
Tahun lalu, Maiko merayakan satu dekade berdirinya Mame Kurogouchi melalui presentasi koleksi SS2020.
Dengan mengedepankan teknik tradisional, serta budaya Jepang yang mementingkan detail sebuah kreasi, Mame Kurogouchi menjadi merek yang difavoritkan berbagai department store terkemuka.
Pada tahun 2019, Mame Kurogouchi tercatat memiliki 83 stockist di berbagai negara.