Kendari (ANTARA) - Usaha produksi ikan asap yang baru dirintis kelompok ibu rumah tangga di Kelurahan Sulaa Kecamatan Betoambari, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menembus pasar pulau Jawa
Ketua kelompok usaha Katapai Sulaa Linda Paliran, ketika dihubungi di Baubau, Rabu mengungkapkan, dalam seminggu mampu memproduksi 150 ekor ikan asap siap santap, dengan harga terjangkau mulai Rp40.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
"Kami sudah diskusikan bersama Pemerintah bahwa kendala kami pertama itu bahan baku, kami mengambil rantai pasar yang begitu panjang sehingga mengakibatkan ikan yang kami beli mahal, kami berharap bisa membeli ikan disuplier pertama," kata Linda.
"Kami berharap Pemerintah mau membantu peralatan seperti freezer agar ketika ikan sedang berlimbah kami dapat memperduksi lebih banyak lagi dan disimpan di frezeer,”tambahnya.
Linda Paliran penyebutkan, tiga kali dalam seminggu memproduksi ikan asap, sementara pada saat terang bulan dan cuaca buruk berhenti melakukan aktifitas pengasapan.
Ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih, berupa alat penyimpanan seperti frezeer agar kelompok usahanya jauh lebih berkembang dan menyerap tenaga kerja.
Dikatakan, akhir tahun lalu mendapatkan bantaun dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Koperasi dan UKM berupa oven pengasapan ikan dengan daya tampung 50 ekor. Alat tersebut diakuinya telah digunakan secara optimal sebagai alat memproduksi ikan asap.
Sebelumnya kata Linda, kelompoknya yang beranggotakan 15 orang itu menggeluti usaha catering, namun setelah pandemi COVID-19 dan menurunnya pesanan makanan, para ibu-ibu banting setir beralih ke usaha ikan asap sesuai dengan potensi wilayahnya.
Produk ikan asap yang berlokasi di Perumahan Nirwana Indah itu juga dibina oleh Bappenas, melalui proyek National Support for Local Investment Climate/ National Support for Enhancing Local and Regional Economic (NSLIC/NSELRED) atau Penciptaan Iklim Investasi dan Pengembangan Ekonomi Lokal kerjasama Pemerintah Kanada dengan Indonesia.
“Kota Baubau menjadi salah satu penerima manfaat dan Katapai Sulaa inilah yang didorong pengambangannya,” tutup Linda.