Jakarta (ANTARA) - Liburan akhir tahun 2020 berbeda dari tahun sebelumnya akibat pembatasan ruang gerak yang membuat sebagian orang harus menunda rencana bepergian ke luar kota.
Di Jakarta, pemerintah provinsi mewajibkan tes cepat antigen untuk masyarakat yang akan keluar atau masuk ke ibukota selama masa mudik Natal 2020 dan tahun baru 2021 hingga 8 Januari 2021.
Sementara itu, penumpang pesawat ke Pulau Bali wajib mencantumkan surat keterangan pemeriksaan swab berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan hasil negatif.
Meski biaya untuk bepergian jadi bertambah, libur akhir tahun tetap dimanfaatkan sebagian orang untuk bepergian, terutama untuk mengunjungi sanak saudara.
Sylvi Johana bersama suami dan anaknya menjalani tes usap PCR sebelum berangkat dari Bintaro ke Lampung untuk bertandang ke rumah mertua. Dia ingin memastikan kondisi kesehatan keluarganya baik-baik saja sebelum bepergian mengunjungi orangtua yang sudah berumur.
"Buat amannya mending kita swab PCR saja, karena kalau rapid kan ada kemungkinan false negatif kan," ujar Sylvi kepada ANTARA, Senin.
Terlebih, dia juga memberanikan diri ke luar kota karena menggunakan kendaraan pribadi, bukan transportasi umum. Untuk lebih berjaga-jaga menghindari kontak dengan orang lain, mereka sama sekali tidak mampir selama perjalanan.
"Berangkat malam hari jadi tidak mampir ke mana-mana, benar-benar hanya keluar mobil setelah sampai rumah mertua."
Diana Riasari juga memutuskan untuk pulang kampung dari Surabaya ke Depok. Dia harus merogoh kocek karena pengumuman yang mewajibkan tes cepat antigen nyaris bersamaan dengan jadwalnya pulang.
"Pengumuman antigen baru banget kan, jadi saya dan suami tes antigen, untung ada di bandara harganya terjangkau, anak-anak rapid antibody," ucap dia.
Fitria Rahmadianti juga bepergian ke Lampung untuk urusan keluarga. Dengan prinsip menerapkan protokol kesehatan dan rajin minum vitamin, dia berencana menaiki mobil dari Pulau Jawa dan menyeberang naik kapal.
"Mungkin karena ke Lampung saja dan naik mobil bareng keluarga, jadi enggak seberapa khawatir," katanya.
Sebagian lagi memilih untuk membatalkan rencana, atau memang tak ada niat untuk bepergian ke luar rumah di penghujung 2020.
Zaneti Sugiharti sebetulnya harus ke Surabaya untuk urusan pekerjaan, tapi situasi terkini membuatnya menunda bisnis tersebut. Dengan risiko lebih besar, dia memutuskan untuk menunggu hingga kondisi lebih baik. Lagipula, dia tak mau bergabung dengan lautan manusia yang memenuhi bandara jelang akhir tahun.
Untuk liburan, dia sudah memutuskan untuk beraktivitas di rumah saja. "Di rumah saja, enggak usah memaksakan diri," ujar Zaneti.
Angela Clarissa juga ogah berjejalan di tempat wisata, alasannya mengurungkan niat untuk pergi ke Bandung. Belajar dari pengalamannya saat cuti bersama ke Yogyakarta beberapa waktu lalu, tempat-tempat wisata dipenuhi orang.
Lagipula, biaya untuk tes usap cukup membebani bila liburan dilakukan beramai-ramai bersama anggota keluarga lain.
"Jujur, lebih ke arah malas swab-nya."
Angel lebih memilih menikmati suasana liburan di ibu kota, berdiam di rumah atau makan di pusat perbelanjaan.
Sementara itu, hiburan sederhana berupa istirahat di rumah sambil bermain dengan buah hati jadi pilihan untuk Donda Situmeang. Sebagai ibu muda dengan anak yang masih balita, dia tidak mau mengambil risiko dengan jalan-jalan ke tempat jauh ketika pandemi masih melanda.
Suasana liburan juga terasa di belahan dunia lain. Dikutip dari AP, kemacetan terjadi di perbatasan Eropa karena orang-orang di sana ingin pulang kampung untuk Natal dan tahun baru.
Barisan mobil antre di perbatasan antara Slovenia dan Kroasia, juga Hungaria dan Serbia, ketika ribuan orang menunggu untuk menyeberang perbatasan. Banyak orang dari Turki, Serbia hingga Bosnia bekerja dan tinggal di Eropa Barat. Mereka biasanya pulang kampung naik mobil saat liburan.
Beberapa negara Uni Eropa yang punya komunitas pekerja migran dalam jumlah besar memberlakukan kewajiban menyertakan tes virus corona dan isolasi saat mereka kembali, dengan harapan mengurangi orang-orang untuk liburan ke negara dengan tingkat infeksi tinggi.
Sementara itu, menjelang liburan Natal dan tahun baru, maskapai serta biro perjalanan daring atau online travel agent (OTA) berlomba-lomba menarik perhatian konsumen dengan memberi potongan harga untuk tiket pesawat hingga hotel.
Aplikasi airasia.com menggelar super sale di situs web dan aplikasi yang berlangsung hingga 20 Desember, menawarkan diskon hingga 60 persen untuk tiket pesawat, hotel, paket kombo penerbangan dan hotel, WiFi hingga bagasi serta kursi dan makanan.
Biro perjalanan daring PegiPegi juga menawarkan program diskon pemesanan tiket pesawat, hotel, kereta api, bus dan travel hingga 70 persen. Periode promosi ini berlangsung pada 14 Desember 2020 - 3 Januari 2021 di aplikasi Pegipegi.
“Data dari survei kami menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat akan pergi berlibur di akhir tahun. Untuk itu, kami ingin membuat liburan akhir tahun kali ini agar dapat dijangkau dengan promo yang besar dan beragam dari kami," kata Shella Dellina, brand manager marketing Pegipegi.