Jakarta (ANTARA) - Pemerintah membagikan 1.036 unit paket perdana program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk nelayan sasaran di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (15/10),
untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
"Ini merupakan barang milik negara yang kami serahkan ke masyarakat. Tolong jangan dijual dan gunakan sebagai alat tangkap. Paket ini gratis dari pemerintah dan mudah-mudahan bisa menolong perekonomian nelayan," ujar Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Alimuddin Baso dalam acara pembagian paket perdana seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Senin.
Ia mengharapkan pemberian paket perdana dari APBN senilai Rp7 juta per paket ini dimanfaatkan dan dirawat dengan baik nelayan.
Penyerahan paket konversi, yang digelar di dermaga Dinas Perhubungan Musi Banyuasin, Kecamatan Sekayu, Sumsel, dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat ini, menjadi pendistribusian perdana dari pemerintah pada 2020.
Selain Alimuddin Baso, hadir pula Wakil Ketua Komisi VII DPR M Alex Noerdin, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Musi Banyuasin, perwakilan PT Pertamina (Persero), dan sekitar 100 nelayan penerima paket perdana.
Pembagian paket yang merupakan kali pertama di Kabupaten Musi Banyuasin ini disambut para nelayan dengan penuh gembira.
Penerima paket perdana merupakan nelayan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah yaitu pemilik kapal kurang dari 5 gross tonage (GT), kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 daya kuda (HP), alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis, dan memiliki kartu KuSUKA.
Paket yang dibagikan terdiri atas mesin penggerak, konverter kit, dua tabung elpiji 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya seperti reducer, regulator, dan mixer.
Wakil Ketua Komisi VII DPR M Alex Noerdin mengapresiasi pembagian paket secara gratis oleh pemerintah ini.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memfasilitasi dan membantu para nelayan ini. Mudah-mudahan dan kita yakin akan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua," katanya.
Alex juga mengingatkan ketika melaut, nelayan tidak menggunakan alat-alat atau bahan kimia yang dapat merusak ekosistem laut.
"Tangkap ikan jangan pakai racun atau listrik. Nanti, yang melakukan pelanggaran akan kena sanksi," tegasnya.
Mewakili para nelayan, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza juga berterima kasih atas bantuan yang diterima.
Dengan paket konversi ini, penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayan cukup besar.
Jika menggunakan bahan bakar bensin seharga Rp6.500 per liter dengan estimasi penggunaan lima liter per hari, maka setiap bulan, anggaran yang dikeluarkan nelayan mencapai Rp975.000.jika menggunakan elpiji seharga Rp18.000 per 3 kg dengan estimasi kebutuhan 1,2 kg per hari, maka anggaran nelayan per bulan hanya Rp240.000.
"Dengan menggunakan elpiji, nelayan dapat menghemat Rp735.000 setiap bulannya, cukup besar," terang Dodi.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Komisi VII DPR, Pertamina, dan dinas kelautan dan perikanan kabupaten/kota.
Anggaran kegiatan ini semula dialihkan untuk penanganan pandemi COVID-19.
Namun, Komisi VII DPR memunculkannya kembali, sehingga dilakukan refocusing anggaran pada Kementerian ESDM, karena program ini dinilai menyentuh langsung masyarakat nelayan.
Untuk mencegah penyebaran COVID-19, pendistribusian paket perdana ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan pengecekan suhu tubuh nelayan.
Program konversi BBM ke BBG untuk nelayan sasaran dilaksanakan pemerintah sejak 2016 dan hingga 2019, telah didistribusikan 60.859 unit paket konversi di 93 kabupaten/kota.
Pada 2020, pemerintah akan melaksanakan pembagian 25.000 unit paket konversi di 42 kabupaten/kota. Sedangkan, pada 2021, direncanakan dibagikan 28.000 unit paket konversi di 20 provinsi.