Kendari (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, saat ini melakukan pendampingan dengan salah satu usaha pengembangan daun kelor untuk makanan nutrisi obat menjadi produk paten yang bisa dijual di pasaran.
Kepala Dinas Pertanian Muna, Anwar Agigi, melalaui pesan WhatsApp yang diterima, Jumat mengungkapkan bahwa, selama pandemi COVID-19, sayuran yang diketahui kaya akan vitamin A dan C, mineral, serat fitokimia itu sudah menjadi produk yang dicari masyarakat.
"Saat ini produk yang sudah kita masukan dalam e-commers di antaranya daun kelor, mete, produk pertanian olahan lainnya," ujar Anwar Agigi.
Untuk produksi daun kelor pihaknya melakukan pendampingan dan lobi di Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa.
Bahkan, produk-produk olahan kelor ini sudah tersedia di Supermarket kota Raha, yang merupakan hasil temuan dari salah satu mahasiswa pasca sarjana UHO atas nama Ashar, yang sudah melakukan ujicoba untuk produk nutrisi berupa serbuk kelor menjadi tepung, teh dan kopi yang diminum setiap saat.
"Awalnya, produk serbuk kelor yang kami olah hanya sesuai pesanan saja. Namun sejak Juli 2020, telah memproduksi sekitar 10 kilogram, bahkan telah melayani konsumen dari luar Sulawesi dan Kota Palembang Sumatera Selatan," kata Ashar, mahasiswa peneliti dari Kabupaten Muna yang pertama melakukan ujicoba itu.
Anshar yang juga alumni Sarjana Perikanan Universitas Brawijaya Malang ini mengklaim bahwa daun kelor lebih manjur dari pada madu dan kunyit, dan terbukti dapat meningkatkan sistem imun tubuh agar terhindar virus termasuk Covid-19.