Jakarta (ANTARA) - Selain berkolaborasi dengan China, Indonesia melalui PT Kalbe Farma bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine, untuk mengembangkan vaksin COVID-19.
“(Kerja sama) Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan dengan menggunakan platform jenis vaksin DNA,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Kamis.
Menurut Retno, KBRI dan duta besar RI di Seoul telah memfasilitasi pembahasan kerja sama antara dua perusahaan tersebut sejak Juni lalu.
Genexine sedang melakukan uji klinis tahap 1 vaksin COVID-19 di Korea Selatan hingga Agustus mendatang.
“Sedangkan uji klinis tahap 2 direncanakan akan dimulai di Indonesia pada September atau Oktober 2020,” ujar Retno.
Detail mengenai kerja sama pengembangan vaksin antara Kalbe Farma dengan Genexine masih terus dibahas, termasuk jumlah sampel yang akan dilakukan untuk uji klinis tahap dua serta pengaturan lainnya.
Selain Korea Selatan, perusahaan Indonesia yaitu PT Bio Farma juga tengah menjajaki peluang kerja sama sebagai mitra pengembangan dan produksi vaksin Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI).
“Saat ini, Bio Farma telah masuk di dalam produsen potensial terpilih untuk vaksin COVID-19 CEPI,” kata Retno.
CEPI merupakan salah satu wadah kemitraan pemerintah-swasta terdepan dalam pengembangan vaksin dunia. Sedikitnya, terdapat enam kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan melalui skema ini yaitu oleh Inovio, Moderna, AstraZeneca, CureVac, dan Clover Biopharmaceuticals.
Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia akan terus menggencarkan diplomasinya untuk membantu tercukupinya kebutuhan vaksin, alat kesehatan, serta obat-obatan dalam penanganan pandemi COVID-19.
Sebelumnya pada 19 Juli 2020, Bio Farma telah menerima 2.400 vaksin COVID-19 dari Sinovac untuk dilakukan uji klinis tahap 3 di Indonesia.
Calon vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan China itu akan diuji klinis mulai Agustus 2020 hingga ditargetkan selesai pada Januari 2021.