Jakarta (ANTARA) - Direktorat Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama menggandeng perusahaan komputasi terbesar di dunia Google untuk mempercepat pembelajaran elektronik (e-learning).
"Ini bentuk komitmen kami terhadap pendidikan dan bukan program CSR yang sifatnya temporal," kata President Director PT Duta Digital Informatika Arya Sanjaya yang merupakan representasi Google di Indonesia dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Naskah kemitraan Kemenag dan Google itu ditandatangani Direktur KSKK Madrasah Kementerian Agama Ahmad Umar dengan Arya Sanjaya, Kamis.
Kesepakatan itu akan memberikan akses e-learning gratis kepada 82 ribu madrasah di Indonesia yang mencakup sekitar tujuh juta siswa di dalamnya.
Google menyediakan platform daring untuk media pembelajaran yang tidak meliputi materi atau konten mata pelajaran.
"Manfaat yang dapat dicapai oleh siswa madrasah dengan kerja sama ini setidaknya delapan aplikasi berbayar yang diberikan gratis dalam jangka waktu tidak terbatas," kata Umar.
Adapun aplikasi tersebut di antaranya Google Classroom, G-Mail korporat premium, Google Drive kapasitas tidak terbatas, Google Calendar, Konsol Admin Google, Google Vault dan Google Meet.
Kemudian terdapat satu lagi paket office yaitu Google Docs, Slide dan Sheet.
Arya mengatakan pihaknya ingin terlibat aktif membangun pendidikan di negara-negara daerah operasionalnya, termasuk Indonesia.
Kerja sama, kata dia, akan menjadi program berkelanjutan karena yang diberikan adalah akses gratis setara dengan kelas bisnis tanpa batas waktu bukan merupakan versi uji coba.
Nota kesepakatan itu, kata dia, merupakan kemitraan nasional pertama antara Google dengan pemerintah. Sebelumnya kerja sama serupa sudah dilakukan Google dengan beberapa sekolah terpilih, namun sifatnya parsial kelembagaan.
Dengan fasilitas Google itu, dia mengatakan siswa madrasah akan mendapat domain yang kumpulkan melalui kemenag.go.id. Fasilitas gratis dari Google ini setara 84 juta dolar AS per bulan.
Direktur KSKK Madrasah A Umar mengatakan sejak lama pihaknya memperjuangkan revolusi pembelajaran di madrasah agar mencapai lompatan kualitas.
"Kerja sama ini sudah kami rintis sejak Agustus 2018. Jadi ini bukan program tiba-tiba karena agenda belajar di rumah terkait COVID-19," katanya.
Selama masa tunggu itu, dia mengatakan pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan operator telepon selular agar daerah-daerah yang tanpa sinyal dapat dibangun menara BTS agar akses internet dapat dijangkau madrasah di daerah itu.
Menurut Umar, platform yang diberikan Google memungkinkan siswa dapat belajar di ruang-ruang kelas daring.
Dengan sistem itu, kata dia, siswa dapat mengikuti kelas manapun yang dipilih tidak harus di sekolahnya. Dengan kelas daring agar keterbatasan sumber daya dan guru dapat teratasi.