Kendari (ANTARA) - Dampak dari merebaknya virus corona (Covid-19), sejumlah pemilik Stasium Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengemukakan sepinya penjualan.
Salah satu SPBU milik Ade Grup di Kelurhana Wundudopi Kecamatan Baruga, yang sejak awal April 2020 sepi dari pelayanan dan pengisian baik dari kendaraan roda dua maupun dari roda empat.
"Biasanya, bila ada bahan bakar solar dan premium yang masuk kendaraan sudah antrian panjang hingga ke bahu jalan utama, namun selama merebaknya virus yang sangat membahayakan ini, kendaraan yang masuk mengisi bahan bakar tergolong bisa dihitung jari," ujar Daud (45), salah seoarang petugas SPBU Ade Grup di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan, dampak dari covid-19, proses pelayanan di SPBU yang biasanya non-stop 24 jam, kini hanya dibatasi jamnya yakni mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 22.00 Wita.
Hal senada diungkapkan petugas di SPBU Tipulu, Kecamatan Kendari mengungkapkan, dampak dari corona, antrian kendaraan yang biasanya hingga ratusan meter itu, kini jarang lagi terjadi.
"Jam pelayanan yang biasanya 24 jam, kini berubah menjadi 12 jam dalam sehari," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, omzet penjualan yang biasanya 25 ribu KL hingga 30 ribu Kl yang bisa terjual dalam satu hari, kini butuh waktu 2-3 hari baru bisa terjual habis. Artinya ada sekitar 50-60 persen omzet penjualan menurun.
Meski dari sisi penjualan alami penurunan, namun manajemen perusahaan di SPBU, belum melakukan pengurangan karyawan dalam setiap hari, tetapi hanya jam kerja, sebab pihak Pertamina tetap memberi imbalan khusus agar kegiatan operasional bisa tertutupi.

