Kendari (ANTARA) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI mengatakan alasan melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara, sebagai langkah antisipasi atas peredaran obat-obatan dan makanan ilegal dari Makassar.
"Di sini perlu diedukasi karena di sini daerah yang agak sulit. Sehingga perlu ada penguatan untuk menutup jalur ilegal dari Makassar. Masyarakat perlu terus diedukasi," kata Kepala BPOM RI Penny K. Lukito dalam kunjungan kerjanya di SDN Kendari 92, Sulawesi Tenggara, Kamis.
Penny secara khusus memilih anak-anak SD sebagai target penyuluhan karena BPOM menyasar anak muda yang merupakan generasi emas Indonesia di tahun 2045 untuk menjadi konsumen yang bijak dalam memilih produk baik makanan dan obat- obatan.
"Jadi, sejak kecil mereka harus diberi pemahaman dalam memilih produk kemasan. Apalagi sekarang dengan gencarnya berbagai cara penjualan yang sangat langsung ke masyarakat. Padahal belum tentu produknya aman, bermutu, bermanfaat, dan bernutrisi bagi kesehatan," ujar Penny.
Dalam kegiatan Intervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di SDN 92 Kendari, Penny mengingatkan sebanyak 601 siswa itu agar selalu melakukan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa).
Selain itu ia mengingatkan anak-anak berusia sekitar 7-12 tahun itu untuk selalu mengecek komposisi makanan yang dibelinya setiap kali jajan.
Tidak hanya berinteraksi langsung, BPOM juga menghadirkan Kak Awam seorang pendongeng dari Kampung Dongeng yang mengemas cerita menarik sehingga para siswa SDN 92 Kendari dengan antusias memahami makna dari Cek KLIK.
Baca juga: BPOM Kendari edukasi masyarakat untuk mengenali pangan aman
Acara PJAS itu dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai informasi yang dibagikan selama kegiatan dan diakhiri dengan pemberian sepeda kepada tiga siswa yang berhasil menjawab pertanyaan itu.*