Jakarta (ANTARA) - Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) bersama Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) memperkuat komitmen untuk mendukung capaian program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).
"FAPSEDU dalam mengerjakan tugasnya harus senantiasa melakukan konsolidasi organisasi agar Memberikan manfaat terhadap pembangunan generasi bangsa," kata Deputi Bidang KSPK BKKBN mewakili BKKBN Pusat, Dr dr Yani saat RAKERNAS Fapsedu di Fave Hotel Cililitan Jakarta Timur pada 26 sampai 28 November 2019.
Rakernas ini untuk menguatkan konsolidasi organisasi dan memantapkan program kerja Fapsedu dan selaku keynote speaker Perwakilan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diwakili oleh Bapak Indra selaku Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat.
Ketua Umum Fapsedu, Kiai Cholil Nafis, dalam sambutannya mengatakan Fapsedu merupakan manefestasi spirit keagaman untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Menurut dia dalam keterangannya, Selasa (27/11/2019), Fapsedu yang berdiri pada 28 Juni 2008 harus ikut berperan aktif mendukung Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Pada RAKERNAS kali ini mengangkat tema "Bersama Kita Mengimplementasika Kepedulian dan Peran Pemuka Agama Dalam Program KKBPK".
Dikatakan Kiai Cholil, tema ini diangkat untuk meningkatkan peran tokoh agama dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang sebentar lagi akan mendapatkan bonus demografi.
Kiai Cholil mengingatkan bonus demografi hanya akan menguntungkan jika SDM bangsa Indonesia berkualitas. Sementara saat ini SDM bangsa Indonesia masih tertinggal.
Seperti kesehatan fisik dan intelektual di Indonesia belum menggembirakan. Stunting (pendek fisik dan intelektual) di Indonesia masih 37 persen.
Hal ini akibat kurang gizi saat ibu hamil dan anak balita. Tenaga kerja Indonesia masih 60 persen lulusan sekolah dasar. Indek pembangunan manusia masih di peringkat 113 dari 188 negara.
Kondisi Indonesia yang masih tertinggal dari negara-negara maju memanggil tangung jawab tokoh-tokoh agama untuk memajukan bangsa sebagai komitmen keagamaan dalam mengisi kemerdekaan.
Bagi forum lintas agama dalam wadah Fapsedu menganggap kebhinnekaan adalah sesuatu yang sudah final, dan tugas generasi berikutnya adalah mengisinya untuk mencapai cita-cita kemerdekaan.
Para tokoh lintas agama berkewajiban menjadikan titik kebersamaan dalam nilai-nilai agama untuk menyejahterakan masyarakat.
Paling mendasar dari membangun SDM agar Indonesia dapat menjadi bangsa kompetitif dan semua itu dimulai dari keluarga karena sebagai komunitas terkecil masyarakat nasional dan dunia.