Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Anggota Komisi IX DPR RI mengintensifkan sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) sebagai upaya terpadu menekan angka stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar saat dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa sosialisasi tersebut merupakan salah satu program nasional untuk percepatan penurunan stunting. Sebab, pada tahun 2025 ini ditargetkan stunting turun hingga mencapai 20 persen.
“Kegiatan ini penting untuk mengedukasi masyarakat agar sadar dalam menjaga kesehatan keluarga. Dalam percepatan penanganan stunting di Sultra diperlukan adanya kolaborasi, termasuk mengubah perilaku orang tua dalam mengasuh anak,” kata Asmar saat melaksanakan sosialisasi di Kabupaten Kolaka, Sultra.
Ia menekankan bahwa penanganan harus dilakukan sejak dini. Karena jika terjadi keterlambatan penanganan maka hal itu akan susah untuk ditangani.
"Oleh karena itu, edukasi gizi dan cara penanganan yang baik serta perubahan perilaku orang tua menjadi kunci," ujarnya.
Asmar juga memaparkan lima Program Quick Win Kemendukbangga/BKKBN sebagai strategi percepatan untuk mencapai target pembangunan keluarga berkualitas secara efektif dan efisien, tanpa harus menunggu siklus program jangka panjang.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI H. Ahmad Safei menyoroti pentingnya menekan angka stunting yang harus diawali dari persiapan sebelum menikah.
“Yang pertama itu kita harus mulai mempersiapkan anak-anak muda yang mau menikah agar menjaga asupan makanan, bahkan memeriksakan kondisi kesehatan tiga bulan sebelum nikah. Sehingga ketika ibu hamil tetap dalam kondisi sehat, baik orang tua maupun bayi,” sebutnya.
Ia menambahkan, pihaknya terus mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mengedukasi masyarakat akan pola hidup sehat, seraya memastikan dukungan anggaran.
"Anggarannya juga diusulkan untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan program penekanan angka stunting ini. Karena kita harapkan generasi muda kita menjadi generasi yang cerdas, kuat, dan memiliki prestasi sebagai upaya mencapai generasi Indonesia emas," jelasnya.
Di tempat yang sama, Plt Kepala Dinas Kependudukan dan KB Kabupaten Kolaka Nursalam menyampaikan penekanan pentingnya pengendalian angka kelahiran melalui program keluarga berencana yang berkelanjutan.
Nursalam menyebut, Total Fertility Rate (TFR) Kabupaten Kolaka saat ini berada di angka 2,27.
“Idealnya TFR berada di angka 2,1 agar pertumbuhan penduduk tetap seimbang. Namun, di beberapa daerah angka ini masih di atas rata-rata nasional. Melalui sosialisasi ini, kami ingin menekankan pentingnya pemahaman masyarakat tentang pengaturan jarak kelahiran, serta manfaat KB bagi kesejahteraan keluarga,” jelas Nursalam.

