Kendari (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di lahan gambut, lahan perkebunan sawit milik masyarakat serta sebagian kawasan Hutan Produksi terbata (HPT) administrasi desa Weamo Kecamatan Lalolae, Desa Tinengi dan Desa Talodo Kecamatan Tinondo Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Propinsi Sulawesi Tenggara, yang terjadi sejak Minggu 24/11.
Kepala Manggala Agni Daops Tinanggea, Yanuar Panca Kesuma melalui pesan singkat yang diterima, Selasa mengungkapkan, pasca kejadian karhutla pihaknya menerima laporan dari PT Sari Asri Rezki Indonesia terkait (PT.SARI) kejadian itu, dan pada Senin (25/11) Manggala Agni langsung menurunkan tim ke lokasi tersebut.
"Sejak Senin kemarin, kami laksanakan identifikasi area terbakar dan kegiatan lain diperlukan (koordinasi dan pengiriman pers Daops 1 regu plus Sarpras). Hingga sore kemarin luasan terbakar belum dapat kami perhitungkan/perkirakan karena belum dapat menembus titik karhutla akibat dampak asap yang sangat tebal.," ujaranya.
Bahkan lanjut Yanuar, Kondisi dampak karhutla saat ini sudah meluas dan melintasi beberapa kecamatan di Kolaka Timur. Koordinasi juga telah dilakukan melalui alat komunikasi Kepada Kabag Ops Polda Sultra, Kapolres Kolaka, Dandim Kolaka, BPBD Provinsi, Pemda Koltim dan pihak BPBD Koltim.
Ia mengatakan, hasil pengamatan di lapangan, kabut asap terus membumbung tinggi, dengan arah angin yang berubah-ubah setiap saat. Hal ini menyulitkan tim dari Manggala Agni untuk menuju titik api guna memasang mesin pemadam.
Baca juga: BPBD: Kabut Asap Di Sultra Bersifat Temporer
Hingga sore ini, tim Manggala bisa menembus tebalnya kabut asap menuju titik api. Yanuar mengaku, baru kali ini mendapatkan kebakaran hutan dan lahan yang membuat timnya tidak dapat tembus ke titik api.
“Artinya ini sudah parah sekali, baru kali ini tim tidak bisa tembus pasang mesin. Biasanya kalau tim turun dalam hitungan jam sudah bisa tembus,” ujarnya.
Sejak dua bulan terakhir tim Manggala Agni sudah beberapa kali memadamkan api di Kabupaten Koltim, total luasan yang terbakar hingga hari ini diperkirakan mencapai ribuan hektar.
Bahkan informasi terkini, sejumlah sekolah dasar di wilayah Kolaka Timur para muridnya diinstruksikan menggunakan masker guna menghindari gangguan pernapasan yang ditimbulkan kabut asap tersebut.