Kendari (ANTARA) - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale menggandeng Direktorat Jendral Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk memberikan bimbingan teknis terkait antisipasi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Luwu timur, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Director Environment & Permit Management PT Vale Zainuddin, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan bimbingan tersebut diikuti oleh sebanyak 48 peserta dari enam departemen PT Vale. Kegiatan itu dilakukan karena melihat tingginya kasus kebakaran yang terjadi tahun lalu, membuat pihaknya merasa perlu untuk menggelar Bimtek Pembentukan Brigade Pengendalian Karhutla PT Vale.
“Melalui Bimtek ini kami juga ingin mendiskusikan beberapa hal, termasuk upaya dan antisipasi terjadinya karhutla di area kerja PT Vale. Di sini kita juga ada teman-teman dari fire rescue sebagai peserta,” kata Zainuddin.
Ia menyebutkan bahwa terdapat berbagai rangkaian kegiatan selama Bimtek yang berlangsung di Wooden House Nursery, diantaranya materi Kebijakan Darkarhutla, Teori Dasar Darkarhutla, Pencegahan Karhutla, Teknik Pemadaman Karhutla, dan Pengenalan Peralatan Karhutla.
"Peserta juga melakukan praktik Pemadaman Karhutla yang dipandu oleh Team Manggala Agni dari Daops Wilayah II Malili berlangsung di kawasan Enggano, Kecamatan Towuti. Firdaus berharap kolaborasi dengan Balai PPI Wilayah Sulawesi KLHK tidak berhenti pada kegiatan Bimtek saja," ujarnya.
Bersamaan dengan peringatan “Hari Bakti Rimbawan’ yang jatuh pada tanggal 7 Maret 2024 sesuai dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc untuk melakukan penanaman pohon serentak nasional maka dilakukan penanaman simbolis di area “Taman Kehati Sawerigading Wallacea” yang wakili Kepala Balai PPI Sulawesi Benny Ahadian Noor , Manager Permit dan License PT Vale Yohan Lawang, Specialist H&S System & Operation PT Vale Ashadi Cahyadi dan seluruh peserta Bimtek Brigdalkarhutla PT Vale.
“Kami harap akan lebih banyak lagi komunikasi yang dibangun setelah ini. Kami tentu masih butuh banyak masukan dan saling bertukar pikiran dalam upaya pencegahan karhutla di Luwu Timur, utamanya di area kerja PT Vale,” ungkap Zainuddin.
Sementara itu, Kepala Balai PPI Sulawesi Benny Ahadian Noor menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun kerja sama dengan PT Vale. Hal tersebut menjadi salah satu langkah atau upaya perusahaan menjalankan kewajibannya untuk membentuk tim pengendalian karhutla.
“Kita memang tidak bisa bekerja sendiri, karena itu dibutuhkan kolaborasi untuk menguatkan SDM yang ada. Termasuk bagaimana kita melihat ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan. Semua kami bahas di sini,” ucao Benny.
Ia menyampaikan bahwa Balai PPI memiliki tugas dan fungsi untuk melakukan peningkatan pemahaman baik bagi pemerintah daerah, maupun pelaku usaha yang memiliki izin pinjam pakai kawasan hutan tentang risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“PT Vale sebenarnya sudah memiliki tim yang kuat, tetapi mungkin konsep atau sistem yang dibangun selama ini lebih ke penanganan kebakaran aset. Kebakaran hutan dan lahan itu merupakan hal spesifik, jadi punya teknik dan cara penanganan khusus,” ujar Benny.
Menurutnya, sejauh ini PT Vale telah berkontribusi dan menunjukkan tanggung jawab dalam upaya penanganan karhutla di area operasinya. Begitu juga insiden kebakaran lain yang kerap terjadi di luar kawasan hutan.
Benny menambahkan bahwa kesigapan itu perlu dijaga agar upaya pengendalian dan penanganan karhutla bisa terus ditingkatkan. Olehnya itu, kegiatan ini menurut Benny menjadi ajang untuk belajar bersama dan saling menguatkan SDM.