Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Kepala Seksi Penyakit Menular, dr Irma Jumiati, mengatakan jika terinfeksi hepatitis banyak orang tidak memiliki gejala khas dan tidak tahu mereka sudah terinfeksi, namun lama-kelamaan jaringan hati akan rusak sampai terjadi kanker hati dan menyebabkan kematian.
"Jika sudah terjadi kanker maka bisa terjadi kematian. Sehingga Hepatitis Juga sering disebut sebagai silent killer," kata dr Irma Jumiati, saat menggelar pertemuan validasi data hepatitis dan PISP TK se-kabupaten/kota se-Sultra, di Kendari, Jumat.
Salah satu, lanjut dr Irma Jumiati, penyebab penyakit hepatitis adalah virus, dimana virus hepatitis itu terdiri dari hepatitis A, hepatitis B,hepatitis C , D , hepatitis E sampai J.
"Virus hepatitis A dan hepatitis E penularannya dari kotoran atau makanan yang terkontaminasi oleh virus, dan hepatitis B dan C penularannya lewat darah atau hubungan seksual ataupun penggunaan jarum yang tidak aman misalnya tato," jelasnya.
dr Irma Jumiati menjelaskan, penularan hepatitis dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini, seperti melakukan skrining atau pemeriksaan virus hepatitis B, dengan intervensi program, utamanya lewat program ibu hamil, pada saat pemeriksaan kehamilan masih tiga bulan pertama dilakukan pemeriksaan hepatitis B.
"Jika ibunya positif hepatitis B maka begitu bayinya lahir dalam waktu 24 jam akan diberikan vaksin hepatitis dan imunoglobulin hepatitis B, kemudian ibunya akan dirujuk ke dokter penyakit dalam untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya," ujarnya.
"Virus hepatitis hampir sama denga HIV, dimana bisa lewat darah, bisa lewat hubungan seks, tetapi kalau hepatitis A dan E bisa sembuh dengan sendirinya, dan untuk hepatitis B jika dideteksi sejak dini kemudian diobati juga bisa sembuh," tambahnya.
Ia mengimbau agar masyarakat untuk selalu melakukan perilaku hidup sehat dan menghindari prilaku-prilaku yang bisa berisiko untuk tertular hepatitis B. Dia juga menyarankan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan hepatitis B, dan jika ada keluarga yang terkena virus hepatitis B sebaiknya anggota keluarga yang melakukan pemeriksaan juga.