KENDARI (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan sebanyak 1.992 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di wilayah itu dan terdapat sembilan orang meninggal akibat penyakit tersebut hingga 19 Februari 2024.
Kepala Dinkes PSultra Usnia saat ditemui di Kendari, Senin, mengatakan jumlah tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan total terbanyak terdapat di Kota Kendari, yakni sebanyak 928 orang.
"Kota Kendari itu sebanyak 97 orang masih dirawat, 826 sembuh, dan lima orang meninggal dunia," kata Usnia.
Kedua terbanyak ada di Kabupaten Konawe Selatan dengan 359 kasus terdiri dari 52 orang yang dirawat, 304 sembuh, dan tiga orang meninggal dunia. Kemudian Kabupaten Konawe ada 155 kasus, dengan delapan orang yang dirawat, 146 sembuh, dan satu orang meninggal dunia.
"Untuk di Kabupaten Kolaka ada 116, empat kasus masih dirawat dan sembuh 112 orang. Kemudian untuk di Kabupaten Muna ada 74 orang dengan empat kasus masih dirawat dan 70 orang sudah sembuh," sebut Usnia.
Sementara di Kabupaten Kolaka Timur terdapat 61 kasus dengan total enam orang masih dirawat dan 55 orang sembuh. Sedangkan di Kabupaten Bombana terdapat 46 kasus dengan total empat masih dirawat dan 42 orang sembuh.
Begitu juga dengan di Kota Baubau terdapat 43 kasus dengan satu orang masih dirawat dan 42 orang sembuh. Untuk Kabupaten Buton sebanyak 33 kasus, tiga kasus masih dirawat dan 30 kasus dinyatakan sembuh. Sementara di Kabupaten Buton Tengah terdapat sebanyak 29 kasus, dengan tiga orang dirawat dan 26 orang telah sembuh.
"Lalu di Kabupaten Konawe Utara ada sebanyak 21 kasus dengan tiga orang dirawat dan 18 sembuh. Di Kolaka Utara ada 18 kasus, tiga orang dirawat dan 15 kasus sembuh," jelasnya.
Kemudian Kabupaten Buton Utara, Muna Barat, Wakatobi, Konawe Kepulauan, dan Kabupaten Buton Selatan, saat ini untuk kasus DBD yang dirawat dinyatakan nihil. Sedangkan untuk yang dinyatakan sembuh di Kabupaten Buton Utara sebanyak 34 kasus, Muna Barat 33, Wakatobi 25, Konawe Kepulauan 17, dan Kabupaten Buton Selatan sebanyak empat kasus.