Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut jumlah kasus penyakit Tuberculosis atau TBC mencapai 2.023 kasus tersebar di seluruh wilayah Bumi anoa periode Mei 2024.
Kepala Dinkes Provinsi Sultra Hj. Usnia saat ditemui di Kendari, Selasa, mengatakan bahwa untuk total suspek atau terduga terpapar penyakit TBC di seluruh wilayah sebanyak 13.605 orang.
"Sementara untuk kasus yang positif itu sebanyak 2.024 kasus," kata Usnia.
Dia menyebutkan bahwa target beban untuk pengobatan TBC di Provinsi Sultra sebanyak 9.932 kasus, dan pada Mei 2024, beban pengobatan itu baru mencapai 20 persen saja.
Usnia menjelaskan bahwa paparan penyakit TBC tersebut terbanyak terdapat di Kota Kendari, yakni sebanyak 453 kasus, kemudian disusul oleh Kabupaten Konawe sebanyak 232 kasus, dan kemudian Kota Baubau sebanyak 187 kasus.
"Sementara tiga daerah dengan angka temuan terendah, yaitu Kabupaten Wakatobi 29 kasus, Kabupaten Buton Utara 23 kasus, dan Kabupaten Konawe Kepulauan 21 kasus," jelas Usnia.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan obat-obatan kepada para penderita penyakit TBC yang ada di berbagai layanan fasilitas kesehatan di Bumi Anoa.
“Ciri utama TBC itu adalah batuk yang berkepanjangan. Apabila merasa sudah batuk tidak henti selama tiga hari, disarankan untuk periksa ke puskesmas terdekat,” sebutnya.
Usnia mengungkapkan bahwa TBC sendiri termasuk dalam golongan penyakit menular. Awal mula dari tuberculosis ialah bakteri Mycobacterium Tuberculosis (M.Tb).
"Bakteri tersebut bisa menyerang siapa saja. Bagian organ tubuh yang diserang biasanya pada paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung," ucap Usnia.
Penularan dari bakteri tersebut, lanjut Usnia, biasanya melalui udara. Ketika penderita TBC batuk secara langsung di tempat umum tanpa ditutup dengan tangan, maka kuman akan keluar dan bertebaran melalui udara. Seseorang yang menghirupnya kemungkinan dapat tertular penyakit itu.