Kendari (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulawesi Tenggara DR Lukman Abunawas mengasah semangat para atlet sepak takraw yang akan berlaga pada ajang babak prakualifikasi PON di Makassar, Sulawesi Selatan 2-6 Agustus 2019.
"Atlet harus selalu optimistis dan percaya diri menghadapi setiap lawan hingga mencatatkan kemenangan," kata Lukman Abunawas saat melepas kontingen sepak takraw pra-PON di GOR Pemuda Bahteramas Kendari, Rabu.
Atlet harus memiliki mental juara siapa pun lawan yang dihadapi serta unggul strategi sehingga tidak mudah dikendalikan permainan lawan.
Lukman yang juga Wakil Gubernur Sultra mengajurkan atlet menjaga stamina karena fisik yang bagus menunjang penerapan strategi bermain yang prima.
"Atlet harus memiliki jiwa juang yang tinggi. Tidak boleh menyerah sebelum laga di lapangan berakhir serta mengakui keunggulan lawan," kata Lukman yang berlatar belakang karateka.
Atlet sepak takraw Sultra yang sudah menjalani latihan terpusat selama satu bulan optimistis merebut tiket PON XX pada ajang prakualifikasi di Makassar.
Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI) Sultra Abd Razak mengatakan 10 atlet putra dan 10 atlet putri sudah siap melawan atlet 10 provinsi lainnya.
"20 pesepak takraw andalan siap berebut tiket PON hasil seleksi dari puluhan pemain yang dijaring dari daerah-daerah maupun klub. Seleksinya pun cukup ketat sehingga menemukan pemain andal," kata Razak.
Sultra yang berada di wilayah IV akan berkompetisi memperebutkan tiket PON XX melawan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Sedangkan Papua lolos tanpa syarat karena sebagai tuan rumah PON.
Pelatih sepak takraw Sultra Firman Kasim mengatakan mewujudkan impian merebut tiket PON XX Papua 2020 tidak semudah yang dibayangkan karena daerah lain pun memiliki tekad yang sama.
"Wilayah IV disebut-sebut "neraka" karena dihuni pemain-pemain nasional. Pesepak takraw putra Gorontalo peraih medali emas PON XIX, regu putri Sulawesi Barat peraih medali emas PON XIX," kata Firman, atlet Indonesia tahun 80-an.
Atlet sepak takraw Sulawesi Selatan pun tidak bisa dienteng meski tidak menonjol seperti tahun 80-an.
Pemain senior Husni Uba mengatakan senioritas atau nama besar (pernah juara) bukan jaminan tampil lebih baik dari pemain-pemain mudah.
"Biasanya pemain non gelar memiliki ambisi untuk mengalahkan sang juara, sebaliknya sang juara merasakan beban menghadapi penantang. Maka intinya siapa yang siap bertanding dialah juara," kata Husni penyumbang medali emas kontingen Asian Games XVIII/2018 Indonesia.