Kendari (ANTARA) - Lokasi Penampungan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Puwatu Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) kondisinya sangat semrawut dan menimbulkan bau tak sedap.
"Jika beberapa tahun lalu, TPA Puwatu dijadikan sebagai salah satu objek wisata flying fox, namun kini tidak difungsikan lagi dan seakan-akan tidak terurus lagi," kata Asri, salah seorang warga yang bermukim di sekitar kawasan itu, Rabu.
Bahkan, kata dia, beberapa daerah di Indonesia pernah menjadikan kegiatan studi banding dan penelitian oleh sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air dan kalangan legislatif maupun eksekutif.
Karena itu, masyarakat di sekitar TPA berharap kepada Pemerintah Kota Kendari, segera menata ulang tempat pembuangan akhir sampah tersebut, agar dapat difungsikan kembali sebagai lokasi wisata outbound maupun kuliner.
Hasil pantauan di lokasi TPA Puwatu terlihat aktivitas pembuangan sampah masih berjalan lancar, termasuk puluhan pemulung, berlomba mengais sampah- sampah plastik dan lainnya yang turun dari truk pengangkut sampah.
Baca juga: Di Kendari, mayat bayi ditemukan di bak sampah
Kepala Seksi Pengelolaan TPA sampah Puwatu, Abdullah mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir, kondisi TPA tidak lagi teratur, karena beberapa alat berat untuk mendorong sampah mengalami kerusakan.
Menurut Abdullah, kesemrawutan lokasi TPA diperparah saat musim penghujan beberapa bulan lalu, sehingga belum dilakukan penimbunan tanah urug.
"Gas metan yang biasanya dihasilkan dari timbunan sampah di TPA Puwatu, juga tidak berfungsi akibat kerusakan alat," tuturmya.
Lebih dari 200 kepala keluarga yang menetap tinggal di kampung mandiri lokasi TPA Puwatu, kini tidak lagi memanfaatkan gas metan untuk memasak maupun pembangkit listrik.
Baca juga: Ditemukan di pinggir jalan, Warga Kendari diimbau patuhi jadwal membuang sampah
Baca juga: Gubernur imbau kabupaten/kota buat perda sampah
Baca juga: Warga Kendari geram sampah berserakan tidak terangkut mobil