Kendari (ANTARA News) - Warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) selama hampir sepekan terakhir ini, geram karena tumpukan sampah di sudut-sudut jalan tempat di mana sampah dititip sementara belum juga terangkut oleh mobil sampah yang seharusnya setiap pagi diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Puuwatu.
Pantauan Antara, Selasa, di sejumlah komplek perumahan, seperti di kawasan BTN Pepabri Lepo-Lepo, BTN Kehutanan, BTN Findayani, BTN graha Asri, kota lama, dan pusat penjualan umum lainnya, nampak berserakan sampah rumah tangga yang seakan-akan sudah bebertapa hari tidak dibuang oleh petugas sampah ke TPA.
"Seharusnya sampai yang beberapa hari itu sudah terangkut pagi ini, namun hingga kini belum ada kendaraan sampah yang memuatnya," kata Sajo (45), petugas pemungut sampah rumah tangga di Komplek Perumahan Lepo-Lepo yang setiap hari menggunakan gerobak dorong untuk kemudian dibawa ke tempat pembuangan sampah sementara yang ada di poros jalan.
Hal senada diungkapkan penjual buah di kawasan Wua-Wua mengaku bahwa sampah rumah tangga yang bertumpuk di depan penjualan buah itu sudah beberapa hari tidak diambil petugas sampah, alasannya karena ada persoalan internal mereka yang mengakibatkan banyak yang mogok kerja selama beberapa hari ini.
"Kami dengar, para petugas pemungut sampah gajinya selama 2-3 bulan belum diterima, makanya mereka mogok kerja," kata Johan, salah satu ojek online di Kendari.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kendari, Paminuddin juga mengakui persoalan internal dilembaganya, namun pihaknya berjanji akan menuntaskan keluhan warga kota terkait persampahan yang belum juga terangkut.
"Sebenarnya mulai kemarin Senin (25/2), sampah-sampah yang ada di tempat penampunagn sementara itu sudah mulai diangkut namun belum seluruhnya selesai karena banyak tenaga dan petugas yang belum masuk kerja," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa, produksi sampah rumah tangga di Kota kendari saat ini sudah mencapai lebih dari orong yang sudah 500 hingga 600 ton per hari, atau meningkat tajam dibanding dengan tahun sebelumnya yang di bawah 350 ton per hari.
Tantangan permasalahan sampai hingga saat ini adalah kesadaran warga yang belum seluruhnya sadar akan kebersihan lingkungan, terbukti ada beberapa kawasan perumahan yang sampahnya masih dibuang disemberangan tempat, walaupun sudah ada gerobak dorong yang dibuatkan.
Kendala lain adalah terbatasnya petugas sampah yang mau bekerja sebagai pemungut sampah, sementara volume sampah setiap hari terus bertambah.