Kendari (ANTARANews Sultra) - Pengurus Provinsi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sulawesi Tenggara memproyeksi nomor pertandingan tolak peluru putri lolos pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua dan Papua Barat.
Pelatih Kepala atletik Sultra As`ary Achmad di Kendari, Senin, mengatakan pelatih atletik Sultra menemukan atlet putri berbakat untuk nomor pertandingan tolak peluru, yakni Iis Afriani.
"Tolakan 12,00 meter bagi atlet putri Iis Afriani cukup mengejutkan, karena sebagai atlet pendatang baru di pentas nasional. Oleh karena itu, atlet dan pelatih terus meningkatkan kemampuan untuk mewujudkan tekad merebut tiket PON XX Papua," kata As`ary.
Salah satu cara meningkatkan semangat dan kemampuan Iis Afriani adalah mengikutsertakan setiap kejuaraan, baik skala regional maupun nasional, bahkan diharapkan pengurus PASI Sultra berkenan menitipkan atlet potensial tersebut di Pelatnas.
"Akar permasalahan pembinaan atlet adalah pendanaan, namun sudah menjadi konsekuensi pengurus untuk mencari solusi. Karena kendala dana berdampak pada minimnya even, padahal penting dalam hal pembinaan atlet sebagai ajang mengukur perkembangan kemampuan atlet selama menjalani latihan," kata As`ary, mantan pejalan cepat era 90-an.
Selain nomor tolak peluru, PASI Sultra uga optimistis meraih tiket PON pada nomor pertandingan jalan cepat dan lari yang diperkuat atlet-atlet usia belasan tahun.
Keikutsertaan pejalan cepat Sultra Sufriani pada ajang Kejurnas 2018 jarak 5.000 meter dengan raihan medali perak kelompok U-18 tahun membuka peluang prestasi pada ajang PON XX/2020.
Sedangkan pelari U-18 Arjun diandalkan pada jarak 3.000 meter dan Arjun (nama yang sama) pada nomor lomba lari halang rintang jarak 2.000 meter.
Pejalan cepat senior Yusrifan diprediksi dapat bersaing memperebutkan tiket PON pada jarak 4.000 meter dan pelari putri Indrawati yang unjuk kebolehan pada jarak 800 meter dan 1.000 meter.
"Walaupun para atlet belum mencatatkan prestasi terbaik atau merebut medali emas pada ajang kejurnas, mereka sudah menjadi aset potensial karena usia rata-rata belasan tahun," ujarnya.
Ia mengimbau atlet tetap semangat menjalani latihan karena persaingan menghadapi prakualifikasi PON pertengahan tahun 2019 makin ketat, namun peluang menorehkan prestasi terbaik cukup terbuka.