Andoolo (Antaranews Sultra) - Food and Agriculture Organization (FAO) of The United Nations perwakilan di Indonesia, atau organisasi yang berada di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berkewenangan mengurus berbagai hal yang berhubungan dengan pangan di dunia dan hasil-hasil pertanian, melakukan kunjungan kerja ke wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Kamis.
Kunjungan kerja rombongan FAO yang terdiri dari Kepala Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rudgard, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan (KP) Kementan, Agung Henriadi, dalam rangka memantau hasil tindak lanjut program promosi penggunaan tepung sagu di indonesia, salah satunya adalah pendirian unit pengolahan tepung sagu terpadu di Desa Kasebo Kecamatan Angata wilayah Konawe Selatan.
Kedatangan rombongan yang didampingi Kadis KP Provinsi Sultra, Amal Jaya dan Kabid Konsumsi, Ida Bagus, di sambut langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe Selatan, Sjarif Sajang, bersama Camat Angata, Nunti, bertempat di Desa Kasebo, Angata.
Kepala Badan KP Kementan, Agung Hendriadi, selaku juru bicara rombongan menyampaikan bahwa tujuan kami berkunjung adalah untuk secara langsung meninjau unit pengolahan yang sudah berfungsi dengan melihat alat dan proses kerja pengolahannya yang di fasilitasi oleh FAO, selain itu, untuk menyediakan kesempatan bagi Pemda Konsel untuk berinteraksi langsung kepada penerima manfaat dari program ini.
"Dan mengapa wilayah Konawe Selatan terpilih menjadi tempat pendirian unit pengolahan sagu di karenakan pohonnya lebih unggul dari daerah lain dan memiliki sari pati yang lebih banyak dan berkualitas, yang juga di dukung penuh oleh Pemda Konawe Selatan dengan melakukan penanaman ulang pohon sagu tersebut," katanya.
Sekda Konawe Selatan, Sjarif Sajang, menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi atas nama masyarakat dan Pemda kepada rombongan FAO karena telah memberikan bantuan pembangunanan unit pengelolaan sagu, yang mana sagu merupakan tanaman yang sangat familiar bagi warga konsel dan mudah di rawat.
Olehnya itu, katanya, Pemda mendukung penuh program tersebut dengan menyusun plan tanaman sagu sepanjang pinggir Rawa Aopa, guna peningkatan ketersediaan pangan di Konsel di masa mendatang.
"Tentu kita semua berharap agar pengelolaan sagu yang di padukan dengan alat tradisional, bisa meningkatkan sumber pendapatan mereka tanpa menghilangkan cara dan nilai-nilai budaya dalam pengelolaan sagu, serta dapat terintegrasi kepada petani sagu di Desa-Desa lainnya, sehingga kesejahteraan pengolah sagu bisa lebih meningkat menuju Desa Maju Konsel Hebat," katanya.