Kendari (Antaranews Sultra) - Musim kemarau yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan menyebabkan ratusan hektare tanaman padi sawah tadah hujan di beberapa desa di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), gagal panen (fuso) karena kekeringan.
Keterangan dari beberapa petani di Kecamatan Rarowatu Utara, Bombana, Kamis, menyebutkan, sedikitnya ada puluhan hektare padi sawah yang usianya baru lebih satu bulan tanam kini terancam rusak (mati) karena tidak lagi mendapat suplai air hujan.
"Sudah lebih dari satu bulan di wilayah ini tak pernah hujan, menyebabkan tanaman padi warga dipastikan gagal panen musim tanam kali ini," kata Ahmad (60), warga setempat.
Ahmad tidak merinci luas areal persawahan tadah hujan milik masyarakat di wilayah itu. Namun mengatakan bahwa rata-rata petani yang mengalami kekeringan itu adalah mereka yang pola tanamnya agak telat satu bulan dengan petani lainnya yang lebih dulu panen dengan hasil yang cukup baik.
"Umumnya petani yang alami kekeringan ini yang usia tanamnya baru lebih satu hingga dua bulan," ujarnya.
Sekertaris Dinas Pertanian Bombana, Muhammad Siara secara terpisah membenarkan puluhan bahkan mencapai ratusan hektare tanaman padi warga di wilayah Kecamatan Rarowatu Utara mengalami kekeringan.
Ia mengatakan, pemerintah melalui instansi teknis tengah melakukan pendataan terkait luas areal tanaman padi yang dipastikan gagal panen tahun ini.
"Upaya yang kami lakukan saat ini adalah akan mengusulkan untuk membangun sumur bawah tanah pada sejumlah titik wilayah yang mengalami kekeringan," katanya.
Menurut Muhammad Siara, pengadaan sumur bor untuk petani tadah hujan itu realisasinya baru akan diwujudkan pada anggaran 2019 karena tahun ini tidak mungkin lagi bisa diwujudkan.
"Yang pasti bahwa pemerintah tahun ini dan seterusnya memberikan bantuan bagi petani yang alami gagal panan yakni mengikutkan program asuransi Jasindo, artinya bila petani ?gagal panen maka ada asuransi yang menanggung beban biaya kerugiannya," tuturnya.
(T.A056/B/R016/C/R016) 20-09-2018 08:24:05