Kendari (ANTARA) - Tanah seluas 150 hektare yang digunakan sebagai lahan pertanian di Desa Puuwanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), terdampak banjir.
Kepala Desa Puuwanggudu Jumran Amin saat ditemui di Konawe Utara, Sabtu, mengatakan lahan pertanian masyarakat itu mengalami gagal panen karena terendam banjir.
"Jujur saja, masyarakat kami ini sudah mau panen. Karena banjir itu, padinya kita mau ambil sudah terkena banjir semua," kata Jumran Amin.
Dia menyebutkan lahan pertanian masyarakat di Desa Puuwanggudu itu terbagi dalam dua lahan. Lahan pertanian pertama seluas 70 hektare dan yang kedua 80 hektare. Selain sawah, di lahan itu juga ditanami sayur-sayuran berupa palawija dan lainnya.
"Sawah kami ini ada dua lokasi, di sini dengan di seberangnya, hitungan kami 70 hektare di sini dan di seberang itu 80 hektare, jadi kurang lebih 150 hektare sawah saja dengan palawija sayur-sayuran," ujarnya.
Sedangkan untuk jumlah petani di desa tersebut, menurut Jumran Amin, sebanyak 180-an warga. Mereka mencari nafkah dengan menjadi petani di Desa Puuwanggudu.
"Kurang lebih 180-an petani di Desa Puuwanggudu," jelasnya.
Adapun jumlah rumah yang terdampak banjir di Desa Puuwanggudu, kata dia, ada 91 rumah dengan sekitar 142 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 482 jiwa.
Jumran Amin juga mengungkapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara telah menyalurkan bantuan berupa rumah hunian tetap bagi masyarakat di Desa Puuwanggudu, sehingga beberapa masyarakat yang telah mendapatkan hunian tetap itu langsung kembali mengisi hunian tersebut.
"Kebetulan ada yang disiapkan pemda, awalnya itu hunian sementara (huntara), lalu kemudian dijadikan hunian tetap (huntap). Akan tetapi kendala kami juga kemarin itu karena tidak semua warga saya yang mendapatkan huntap, baru 68 KK, sisanya itu katanya tahapan selanjutnya," ucap Jumran Amin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akibat banjir, 150 hektare lahan pertanian di Konawe Utara gagal panen