Kendari (Antaranews Sultra) - Lembaga survei Data Politika Indonesia (DPI) merilis data hasil survei yang dilakukan terhadap pemilihan calon gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), menempatkan pasangan Rusda Mahmud-Sjafei Kahar yang memiliki elektabilitas tertinggi.
"Dari hasil survei yang kami lakukan, pasangan Rusda Mahmud-Sjafei Kahar memiliki elektabilitas tertinggi yakni 38,75 persen," kata Direktur Eksekutif DPI, Dedi Alamsyah, di Kendari, Jumat.
Disebutkan, urutan kedua adalah pasangan Ali Mazi-Lukman Abunawas sebesar 34,58 persen dan pasangan Asrun-Hugua sebesar 10,60 persen dan responden yang belum menentukan pilihan dan merahasiakan pilihannya sebesar 16,07 persen.
Dedi menjelaskan, pengumpulan data dilakukan pada 16-21 Juni 2018 dengan jumlah responden sebesar 1.100 orang dengan "margin of error" sebesar 3 persen.
"Metode yang digunakan adalah `multistage random sampling`. Kemudian sampel yang diambil adalah mereka yang telah terdaftar sebagai wajib pilih dengan metode wawancara secara langsung dan menggunakan kuesioner," tuturnya.
Dedi juga menyatakan bahwa 71 persen dari responden mengaku tidak akan terpengaruh dengan politik uang atau "serangan fajar" saat hari pemilihan gubernur.
"Alasannya, para pemilih jauh-jauh hari sudah mementukan nama yang akan dipilih. Mereka mengaku tetap akan memgambil pemberian calon tetapi yang akan dipilih tetap berdasar hati nurani," ujarnya.
Pilkada Sultra akan diikuti oleh 3 Pasangan calon yakni pasangan nomor urut 1 Ali Mazi-Lukman Abunawas yang diusung oleh Partai Nasdem (3 kursi) dan Partai Golkar (7 kursi), total 10 kursi di DPRD Sultra.
Pasangan urut 2 Asrun-Hugua yang diusung oleh Partai Amanat Nasional (9 kursi), PDIP Perjuangan (5 kursi), PKS (5 kursi), Hanura (3 kursi) dan Gerinda (4 kursi) total 26 kursi di DPRD Sultra.
Pasangan urut tiga Rusda Mahmud-Sjafei Kahar diusung oleh partai Demokrat (6 kursi), Partai Persatuan Pembangunan (2 kursi) dan Partai Kebangkitan Bangsa (1 kursi) total 9 kursi di DPRD Sultra.