Oleh Azis Senong
Kendaril (Antaranews Sultra) - Masyarakat di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara ( Sultra) kini telah mengembangkan bibit jati hasil kloning yang masa panennya lebih cepat ketimbang jati lokal selama ini.
"Jati Muna yang kita ketahui selama ini butuh waktu selama puluhan tahun baru bisa dinikmati hasilnya, ternyata kini tidak perlu lagi harus menunggu waktu selama itu," kata tokoh masyarakat Muna, La Ode Rifai Pedansa di Kendari, Sabtu.
Rifai Pedansa mengatakan, dengan menggunakan teknologi canggih itu, dapat membuat kloning pembibitan jati yang masa panennya hanya butuh waktu sekitar kurang lebih tujuh sampai delapan tahun sudah bisa produksi.
"Dengan masa panen yang kurang 10 tahun itu, jati bibit kloning ini diameternya sudah bisa mencapai lebih 40 centimeter," kata La Ode.
Ia mencontohkan, bibit jati kloning depan rumah dan kebunnya baru dua tahun ditanam tapi besarnya sudah mencapai diameter 20-22 centimeter.
Tidak heran bila Pj Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi, saat berkunjung ke wilayah Kabupaten Muna terkesimak melihat budidaya jati kloning yang perkembangannya luar biasa.
Bahkan gubernur berharap agar momentum di hari ulang tahun ke-54 Sultra untuk berbenah, agar di Muna khususnya di wilayah Kecamatan Napabalano dijadikan pusat pengembangan tanaman bibit kultur jaringan tersebut.
Adapaun wilayah pengembnagan binit cepat panen itu adalah di Desa Lambiku, Kecamatan Napabalano atau hanya sekitar 20-25 kilometer dari kota Raha, Muna.
?Ini luar biasa, semoga Kabupaten Muna bisa kembali jaya dan terkenal dengan tanaman kas jatinya yang sejak jaman dahulu sudah ada,? ujarnya.
Bupati Muna, LM Rusman Emba sangat mengapresiasi atas pembibitan jati yang dimiliki oleh mantan Ketua DPD PDIP Sultra, Rifai Pedansa itu.
Dia berharap nantinya lokasi tersebut dapat menjadi pusat pengadaan bibit jati, mengingat pembibitan jati tersebut merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia Timur.
?Karena ini satu-satunya yang ada di Indonesia Timur, semoga akan menjadi pusat pengadaan bibit jati terbesar," tutupnya.