Kendari (Antaranews Sultra) - Pengrajin gembol kesulitan mengembangkan usaha karena pasokan bahan baku dari tunggak jati lokal terbatas.
Pengrajin gembol Sofian (41) di Kendari, Senin, mengatakan bahan baku gembol dipasok dari Kabupaten Muna, Muna Barat dan Konawe Selatan.
"Stok bahan baku gembol dari tunggak jati terasa makin sulit diperoleh atau berbeda dengan 10 tahun lalu," kata Sofian.
Tunggak jati kualitas terbaik adalah limba dari pengolahan kayu jati lokal dari Kabupaten Muna dan Muna Barat yang berusia ratusan tahun.
"Petani atau pengumpul tunggak jati memperoleh penghasilan lumayan karena dijual bervariasi antara Rp3.000.000 hingga Rp10 juta," kata Sofian.
Gembol tunggak jati karya para pengrajin di Kota Kendari sekitar 20 tahun lalu tidak hanya diminati pelanggan daerah setempat tetapi menerima pesanan dari pengusaha mebel besar dari Jakarta, Surabaya dan Makassar.
Bahkan, kerajinan gembol berupa meja, kursi, meja makan dan hiasan ruang tamu yang beratnya mencapai 500 kilogram hingga satu ton diekspor.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sultra Herialamsyah mengatakan pemerintah dapat membantu modal usaha bagi pengrajin gembol.
"Petugas dari Dinas Koperasi sudah mendatangi para pengrajin dengan tujuan memberitahukan ada peluang membantuan modal," kata Herialamsyah.