Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan pola komunikasi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto akan dievaluasi terus-menerus demi perbaikan sistem pemerintahan.
"Karena itu, (pola komunikasi) itu akan dievaluasi terus-menerus bagi pemerintahan Presiden Prabowo dan upaya untuk terus memperbaiki sistem dan tradisi pemerintahan yang akan dibangun oleh Pak Prabowo," kata Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pola komunikasi pemerintahan Presiden Prabowo akan terus diperbaiki dan disempurnakan ke depannya dengan mengikutsertakan masukan dari masyarakat.
"Pada masa-masa yang akan datang dan apa yang menjadi pandangan dan bahkan kritik dari masyarakat oleh Pak Prabowo diperhatikan dan mencari solusinya," ujar Muzani.
Menurut ia, pemerintahan Presiden Prabowo baru berjalan sekitar enam bulan sehingga pola komunikasi pemerintahan masih terus menyesuaikan dan mencari bentuk.
"Kadang-kadang efektif, kadang-kadang tidak efektif, kadang-kadang bagus, tetapi kadang-kadang ada beberapa penyimpangan besar yang disampaikan," katanya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto berjanji segera memperbaiki seluruh kelemahan dalam strategi komunikasi pemerintah kepada publik yang terjadi selama 150 hari pertama masa kepemimpinannya.
Kepala Negara dalam sesi wawancara dengan tujuh jurnalis via siaran TVRI yang diikuti di Jakarta, Selasa (8/4), menyatakan bahwa kelemahan komunikasi publik yang selama itu terjadi bukan kesalahan orang lain, melainkan tanggung jawabnya secara pribadi.
"Saya akui bahwa 150 hari saya sendiri menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah sebetulnya," kata Prabowo menjawab kritik komunikasi pemerintah yang disampaikan Pemimpin Redaksi Detikcom Alfito Deannova Gintings.
Prabowo dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4), juga menyinggung alasannya untuk memperbaiki komunikasi publik perlu dilakukan karena dalam enam bulan terakhir cukup banyak kebijakan-kebijakan yang tidak dipahami dengan utuh oleh masyarakat.
Prabowo menyatakan sempat kurang optimalnya komunikasi publik di Kabinet Merah Putih terjadi karena kebiasaannya yang lebih suka dinilai oleh orang lain dengan hasil kerjanya ketimbang menunjukkannya lewat komunikasi publik.
"Jadi, saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Itu sifat saya. Jadi, saya harus selalu dinilai oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan," katanya.