Kendari (Antaranews Sultra) - Warga yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan di Kecamatan Wakorumba Utara dan Kecamatan Maligano, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara membutuhkan dermaga pendaratan ikan untuk memudahkan kegiatan bongkar muat ikan hasil tangkapan.
Nelayan tradisional Supriadi (31) di Kendari, Sabtu, mengatakan pelabuhan pendaratan ikan dibutuhkan nelayan, pedagang ikan dan pembeli yang setiap hari melakukan transaksi.
"Pangkalan pendaratan ikan darurat yang digunakan sekarang adalah swadaya warga namun kondisinya sudah tidak layak. Warga gotong royong membangun dermaga apa adanya," kata ketua kelompok nelayan Bajo Bahari Supriadi.
Pemerintah tidak merugi membangun pangkalan pendaratan ikan di sekitar pelabuhan Labuan Bajo, Kecamatan Wakorumba Utara karena kapal yang membongkar ikan hasil tangkapan bukan hanya nelayan setempat, tetapi juga melayani nelayan dari Kabupaten Bungku, Sulawesi Tengah dan nelayan Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan.
Selain itu, pedagang ikan dari Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan, Kota Bau bau dan Kabupaten Buton sudah memiliki jaringan bisnis ikan segar hingga di Labuan Bajo.
"Kami harapkan pemerintah daerah dan DPRD mendengarkan permintaan nelayan Labuan Bajo, Kabupaten Buton Utara agar kegiatan bongkat muat hasil nelayan tidak kesulitan ," ujarnya.
Kadis Kelautan dan Perikanan Sultra Askabul Kijo mengatakan pemerintah sudah membangun sejumlah pangkalan pendaratan ikan di wilayah pesisir.
"Beberapa tahun lalu sudah dibangun dermaga pendaratan ikan di Ereke, Kecamatan Kulisusu, Buton Utara dan Rokoroko, Kabupaten Konawe Kepulauan. Tetapi karena wilayah perairan cukup panjang maka dermaga yang ada belum dapat melayani kebutuhan nelayan setempat," kata Askabul.
Selain sarana dermaga pendaratan ikan juga nelayan pasti membutuhkan pabrik produksi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan sehingga diharapkan keterlibatan investor.